Other cross-cultural researchers ha

Other cross-cultural researchers have focused on a number of value
dimensions along which cultures and subcultures can be ordered. Th ese
include Hofstede’s fi ve value dimensions (see Draguns, this volume) as well
as the important “context dimension” that distinguishes between the poles of
high-context cultures (e.g., traditional Japanese small-town culture) and lowcontext
cultures (e.g., modern American culture, especially within or around
metropolitan urban centers).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Peneliti lain Antarbudaya telah berfokus pada sejumlah nilaidimensi yang budaya dan subkultur dapat dipesan. Th dari Timur ke Tenggara.termasuk Hofstede's fi ve nilai dimensi (Lihat Draguns, buku ini) sertasebagai yang penting "konteks dimensi" yang membedakan antara tiangtinggi-konteks budaya (misalnya, tradisional kota kecil budaya Jepang) dan lowcontextbudaya (misalnya, modern budaya Amerika, terutama dalam atau di sekitarMetropolitan pusat-pusat perkotaan).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Peneliti lintas budaya lainnya telah difokuskan pada sejumlah nilai
dimensi sepanjang yang budaya dan subkultur dapat dipesan. Th ESE
termasuk Hofstede lima dimensi nilai (lihat Draguns, buku ini) serta
sebagai penting "konteks dimensi" yang membedakan antara kutub
budaya konteks tinggi (misalnya, tradisional Jepang budaya-kota kecil) dan lowcontext
budaya (misalnya, budaya Amerika modern, terutama di dalam atau di sekitar
pusat-pusat kota metropolitan).