I fidgeted, noticing the curious ey

I fidgeted, noticing the curious eyes of everyone within
earshot. When Travis still didn’t move, I grabbed his arm
and gave it a good tug. He stood up and followed me
outside with a grin on his face.
“What, Pidge?” he said, looking at my hand on his arm
and then at me.
“You’ve got to let me out of the bet,” I begged.
His face fell. “You want to leave? Why? What’d I do?”
“You didn’t do anything, Trav. Haven’t you noticed
everyone staring? I am quickly becoming the pariah of
Eastern U.”
Travis shook his head and lit a cigarette. “Not my
problem.”
“Yes, it is. Parker said everyone thinks he has a death
wish because you’re in love with me.”
Travis’ eyebrows shot up and he choked on the puff of
smoke he’d just inhaled. “People are saying that?” he
said between coughs.
I nodded. He looked away with wide-eyes, taking
another drag.
“Travis! You have to release me from the bet! I can’t
date Parker and live with you at the same time. It looks
terrible!”
“So quit dating Parker.”
I glared at him. “That’s not the problem and you know
it.”
“Is that the only reason you want to leave? Because of
what people are saying?”
“At least before I was clueless and you were the bad
guy,” I grumbled.
“Answer the question, Pidge.”
“Yes!”
Travis looked beyond me to the students entering and
leaving the cafeteria. He was deliberating, and I grew
impatient while he took his time making his decision.
Finally, he stood tall, resolved. “No.”
I shook my head, sure that I had misunderstood.
“Excuse me?”
“No. You said so yourself: a bet’s a bet. After the
month’s up, you’ll be off with Parker, he’ll become a doctor,
you’ll get married and have your two-point-five children and
I’ll never see you again.” He grimaced at his own words. “I
still have three weeks. I’m not giving that up for lunch room
gossip.”
I looked through the glass window to see the entire
cafeteria watching us. The unwelcome attention made my
eyes burn. I shouldered passed him to walk to my next
class.
“Pigeon,” Travis called after me.
I didn’t turn around.
That night, America sat on the tile floor of the bathroom,
babbling about the boys while I stood in front of the mirror
and pulled my hair into a ponytail. I was only half-listening,
thinking about how patient Travis had been—for Travis—
knowing he didn’t like the idea of Parker picking me up
from his apartment every other night.
The expression on Travis’ face flashed in my mind when
I asked him to let me out of the bet, and again when I told
him people were saying he was in love with me. I couldn’t
stop wondering why he didn’t deny it.
“Well, Shep thinks you’re being too hard on him. He’s
never had anyone he’s cared enough to—,”
Travis poked his head in and smiled as he watched me
fuss with my hair. “Wanna grab dinner?” he asked.
America stood up to look at herself in the mirror,
combing her fingers through her golden hair. “Shep wants
to check out that new Mexican place downtown if you guys
wanna go.”

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Saya fidgeted, memperhatikan mata penasaran setiap orang dalampendengaran. Ketika Travis masih tidak bergerak, aku menyambar lengandan memberikannya tug baik. Dia berdiri dan mengikuti sayaluar dengan senyum di wajahnya."Apa, Pidge?" katanya, melihat tanganku di lengandan kemudian saya."Anda harus membiarkan saya keluar dari taruhan," Aku memohon.Wajahnya jatuh. "Anda ingin meninggalkan? Mengapa? Apa yang akan saya lakukan?""Anda tidak melakukan apa-apa, Trav. belum Anda memperhatikanSemua orang menatap? Saya dengan cepat menjadi paria dariTimur U."Travis menggelengkan kepala dan menyalakan sebatang rokok. "Tidak sayamasalah.""Ya, memang. Parker mengatakan semua orang berpikir bahwa ia memiliki kematianberharap karena Anda sedang jatuh cinta dengan saya."Travis' alis terangkat dan dia tersedak kepulanDia telah hanya menghirup asap. "Orang-orang yang mengatakan bahwa?" diakata antara batuk.Aku mengangguk. Dia memalingkan dengan lebar-mata, mengambilSeret lain."Travis! Anda harus melepaskan saya dari taruhan! Saya tidak bisatanggal Parker dan hidup dengan Anda pada waktu yang sama. Kelihatannyamengerikan!""Jadi berhenti kencan Parker."Saya melotot padanya. "Itu tidak masalah dan Anda tahuIt.""Apakah itu satu-satunya alasan Anda ingin meninggalkan? Karenaapa yang dikatakan orang?""Setidaknya sebelum aku tidak mengerti dan Anda adalah orang jahatGuy,"saya menggerutu."Menjawab pertanyaan, Pidge.""Ya!"Travis tampak di luar saya kepada siswa memasuki danmeninggalkan kantin. Ia berunding, dan aku tumbuhtidak sabar sementara ia mengambil waktu untuk membuat keputusannya.Akhirnya, ia berdiri tinggi, diselesaikan. "Tidak."Saya menganggukkan kepala, yakin bahwa saya telah salah paham."Excuse me?""No. Anda berkata begitu diri: taruhan di taruhan. Setelahsampai bulan, Anda akan pergi dengan Parker, ia akan menjadi seorang dokter,Anda akan menikah dan memiliki anak-anak dua-titik-lima Anda danSaya akan pernah bertemu lagi." Dia grimaced pada kata-kata sendiri. "Sayamasih memiliki tiga minggu. Aku tidak memberikan yang untuk ruang makan sianggosip."Saya melihat melalui jendela kaca untuk melihat seluruhkantin menonton kami. Perhatian yang tidak diinginkan yang membuat sayamata terbakar. Saya dipikul melewatinya untuk berjalan ke berikutnyakelas."Pigeon," Travis disebut setelah saya.Saya tidak berbalik.Malam itu, duduk di lantai ubin kamar mandi, Amerikamengoceh tentang anak-anak sementara aku berdiri di depan cermindan menarik rambut saya ke ekor kuda. Aku hanya mendengarkan setengah,berpikir tentang bagaimana pasien Travis telah — untuk Travis —mengetahui dia tidak menyukai ide Parker menjemput sayadari apartemennya setiap malam.Ekspresi wajah Travis' terlintas dalam pikiran saya ketikaSaya memintanya untuk membiarkan saya keluar dari taruhan, dan lagi ketika saya katakanDia orang-orang mengatakan ia sedang jatuh cinta dengan saya. Aku tidak bisaberhenti bertanya-tanya mengapa ia tidak menyangkalnya."Yah, Shep berpikir Anda sedang terlalu keras pada dirinya. Diatidak pernah ada dia cukup peduli untuk —, "Travis menjulurkan kepalanya di dan tersenyum saat ia melihat sayarepot-repot dengan rambut saya. "ingin ambil makan malam?" tanyanya.Amerika yang berdiri untuk melihat dirinya di cermin,menyisir jarinya melalui rambutnya emas. "Shep inginuntuk memeriksa bahwa baru Meksiko tempat pusat jika kalianingin pergi."

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Aku gelisah, melihat mata penasaran setiap orang dalam
pendengaran. Ketika Travis masih tidak bergerak, aku meraih lengannya
dan memberikannya tarik yang baik. Dia berdiri dan mengikuti saya
di luar dengan senyum di wajahnya.
"Apa, Pidge?" Katanya, memandang tanganku di lengannya
dan kemudian pada saya.
"Anda harus membiarkan saya keluar dari taruhan," aku memohon.
Wajahnya jatuh. "Anda ingin pergi? Mengapa? Apa yang saya lakukan?
"" Kau tidak melakukan apa-apa, Trav. Apakah kamu tidak memperhatikan
orang menatap? Saya cepat menjadi paria dari
U. Timur
"Travis menggeleng dan menyulut rokok. "Tidak saya
masalah."
"Ya, itu. Parker mengatakan semua orang berpikir ia memiliki kematian
keinginan karena kau cinta padaku.
"Alis Travis 'terangkat dan dia tersedak kepulan
asap ia hanya dihirup. "Orang-orang mengatakan bahwa?" Ia
mengatakan antara batuk.
Aku mengangguk. Dia tampak jauh dengan lebar mata, mengambil
tarik lain.
"Travis! Anda harus melepaskan aku dari taruhan! Saya tidak bisa
tanggal Parker dan hidup dengan Anda pada waktu yang sama. Ini terlihat
mengerikan!
"" Jadi berhenti berkencan Parker.
"Aku memelototinya. "Itu tidak masalah dan Anda tahu
itu."
"Apakah itu satu-satunya alasan Anda ingin meninggalkan? Karena
apa yang orang katakan?
"" Setidaknya sebelum aku clueless dan Anda adalah buruk
pria,
"gerutuku." Jawab pertanyaan itu, Pidge.
"" Ya!
"Travis tampak luar saya ke siswa memasuki dan
meninggalkan kantin . Dia berunding, dan saya tumbuh
tidak sabar ketika ia mengambil waktu membuat keputusannya.
Akhirnya, ia berdiri tegak, diselesaikan. "Tidak"
Aku menggeleng, yakin bahwa saya telah salah paham.
"Maaf?"
"Tidak. Anda sendiri yang mengatakannya: taruhan yang taruhan. Setelah
bulan, Anda akan pergi dengan Parker, dia akan menjadi dokter,
Anda akan menikah dan memiliki dua koma lima anak-anak Anda dan
saya tidak akan pernah bertemu lagi. "Dia meringis mendengar kata-kata sendiri . "Saya
masih punya tiga minggu. Aku tidak memberikan yang untuk ruang makan siang
gosip.
"Saya melihat melalui jendela kaca untuk melihat seluruh
kantin menonton kami. The diinginkan perhatian membuat saya
mata terbakar. Aku memanggul melewatinya untuk berjalan ke berikutnya
kelas.
"Pigeon," Travis disebut setelah saya.
Saya tidak berbalik.
Malam itu, Amerika duduk di lantai ubin kamar mandi,
mengoceh tentang anak-anak sementara aku berdiri di depan cermin
dan menarik rambut saya menjadi ekor kuda. Aku hanya setengah mendengarkan,
berpikir tentang bagaimana pasien Travis telah-untuk Travis-
mengetahui dia tidak menyukai ide Parker mengambil saya
dari apartemennya setiap malam.
Ekspresi wajah Travis 'berkelebat dalam pikiran saya ketika
saya memintanya untuk membiarkan saya keluar dari taruhan, dan lagi ketika saya mengatakan
kepadanya orang-orang mengatakan dia jatuh cinta dengan saya. Aku tidak bisa
berhenti bertanya-tanya mengapa ia tidak menyangkalnya.
"Nah, Shep berpikir Anda terlalu keras pada dirinya. Dia
tidak pernah memiliki siapa pun dia cukup peduli untuk-,
"Travis menjulurkan kepalanya dan tersenyum saat ia melihat saya
repot dengan rambut saya. "Mau ambil makan malam?" Tanyanya.
Amerika berdiri untuk melihat dirinya di cermin,
menyisir jari-jarinya melalui rambut emasnya. "Shep ingin
untuk memeriksa tempat Meksiko baru pusat kota jika kalian
ingin pergi."