Social psychologists realized that

Social psychologists realized that in AIDS education, arousing fear would not help with most people.
Most people do not want to think about dying or contracting horrible illness when ready to have sex.
Many people feel that interrupting the sexual act to put on a condom tends to destroy the mood.
Given these considerations, when people have been exposed to frightening messages, instead of engaging in rational problem-solving behavior, most tend to reduce that fear by engaging in denial: “It can’t happen to me,” “Surely none of my friends have AIDS,” etc.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Sosial psikolog menyadari bahwa AIDS pendidikan, membangkitkan rasa takut tidak akan membantu dengan kebanyakan orang. Kebanyakan orang tidak ingin untuk berpikir tentang sekarat atau tertular penyakit mengerikan ketika siap untuk memiliki seks. Banyak orang merasa bahwa menyela tindakan seksual untuk memakai kondom cenderung untuk menghancurkan mood. Mengingat pertimbangan-pertimbangan ini, ketika orang-orang yang telah terkena pesan menakutkan, alih-alih terlibat dalam perilaku rasional pemecahan masalah, sebagian besar cenderung mengurangi rasa takut dengan terlibat dalam penyangkalan: "Itu tidak terjadi pada saya," "tidak ada teman saya pasti AIDS," dll.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Psikolog sosial menyadari bahwa dalam pendidikan AIDS, membangkitkan rasa takut tidak akan membantu dengan kebanyakan orang.
Kebanyakan orang tidak ingin memikirkan tentang kematian atau tertular penyakit mengerikan ketika siap untuk melakukan hubungan seks.
Banyak orang merasa bahwa mengganggu tindakan seksual untuk memakai kondom cenderung . untuk menghancurkan mood
Mengingat pertimbangan tersebut, ketika orang telah terkena pesan menakutkan, bukannya terlibat dalam rasional perilaku pemecahan masalah, yang paling cenderung untuk mengurangi rasa takut bahwa dengan terlibat dalam penyangkalan: "Hal ini tidak bisa terjadi pada saya," " Tentunya tidak ada teman-teman saya memiliki AIDS, "dll