“That’s how it is. When I think abo

“That’s how it is. When I think about it, I want to pretend a bit longer. But when Shin became serious suddenly, the mood felt a bit off.”

“Can you stop always giving out those, “Live life properly” remarks that you always do?!!?”

The serious tone from Shin changed, with a single phrase from Tiera.

A little bit ahead, Schnee stopped and was waiting. Shin and Tiera quickened their pace and caught up to Schnee.

“Shin is the same as usual, serious in unexpected places.”

“Shut it!”

Apparently the conversation was heard by Schnee. Shin sulked and replied to Schnee who said it in a teasing way.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

"Itu adalah bagaimana hal itu. Ketika saya berpikir tentang hal itu, saya ingin berpura-pura sedikit lebih lama. "Tapi ketika Shin menjadi serius tiba-tiba, mood merasa sedikit.""Anda bisa menghentikan selalu memberi orang-orang,"Hidup benar"komentar yang selalu Anda lakukan?"Nada serius dari Shin berubah, dengan satu frasa dari Tiera.Sedikit ke depan, Schnee berhenti dan menunggu. Shin dan Tiera dipercepat langkah mereka dan tertangkap Schnee."Shin adalah sama seperti biasa, serius di tempat yang tak terduga.""Tutup itu!"Rupanya percakapan itu didengar oleh Schnee. Shin merajuk dan membalas Schnee yang mengatakannya dengan cara menggoda.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Itulah cara itu. Ketika saya berpikir tentang hal itu, saya ingin berpura-pura sedikit lebih lama. Tapi ketika Shin menjadi serius tiba-tiba, suasana hati merasa sedikit off. " " Bisakah kau berhenti selalu memberikan keluar mereka, "Hidup hidup benar" menyatakan bahwa Anda selalu lakukan? !!? " Nada serius dari Shin berubah, dengan satu frase dari Tiera. sedikit depan, Schnee berhenti dan menunggu. Shin dan Tiera mempercepat langkah mereka dan terjebak untuk Schnee. "Shin adalah sama seperti biasa, serius di tempat-tempat tak terduga." "Diam itu!" Rupanya percakapan terdengar oleh Schnee. Shin merajuk dan menjawab Schnee yang mengatakan itu dengan cara menggoda.