I have no idea what else will be th

I have no idea what else will be thrown my way.
Rising, I peel off the red camisole. The snug denim skirt follows. The garment is tight, but I finally wiggle my way out of it. I toss it and my undergarments on top of my shirt on the floor, never mind that I normally fold them neatly before placing them in the laundry hamper.
I don’t ever want to see those clothes again. There’s no evidence of blood on them—I wasn’t close enough to Spiro and the girl for that—but in my mind’s eye they are stained crimson.
Noting that there is a plush terrycloth robe hanging on the back of the bathroom door, I decide that I will throw the garments into the ocean in the morning. They can keep my lost cell phone company for eternity.
Shaking off my morbid thoughts, I carefully climb into the massive tub, hissing as the near-to-boiling water burns the tender skin, cleaning the cuts on my feet. I don’t care, instead relishing the heat.
It reminds me that no matter what has happened tonight, I am still alive.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Saya tak memiliki ide apa lagi akan dilemparkan cara saya.Naik, saya mengelupas kamisol merah. Rok denim nyaman berikut. Pakaian ketat, tapi aku akhirnya berlenggang jalan keluar dari itu. Aku melemparkan itu dan pakaian saya di atas kemeja saya di lantai, tidak pernah pikiran bahwa saya biasanya lipat mereka rapi sebelum menempatkan mereka dalam menghambat binatu.Aku tidak pernah ingin melihat pakaian mereka lagi. Tidak ada bukti darah pada mereka — saya tidak cukup dekat untuk Spiro dan gadis untuk itu- tetapi dalam mata pikiran saya mereka yang diwarnai merah.Mencatat bahwa ada jubah mewah Balutlah menggantung di belakang pintu kamar mandi, aku memutuskan bahwa aku akan melemparkan pakaian ke laut di pagi hari. Mereka dapat menjaga perusahaan kehilangan ponsel saya untuk selama-lamanya.Gemetar pikiranku mengerikan, saya hati-hati naik ke bak mandi besar-besaran, mendesis sebagai dekat-ke-mendidih air membakar kulit lembut, membersihkan luka pada kaki saya. Saya tidak peduli, bukan menikmati panas.Itu mengingatkan saya bahwa tidak peduli apa yang telah terjadi malam ini, aku masih hidup.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Aku tidak tahu apa lagi yang akan dilemparkan cara saya.
Rising, saya lepaskan kamisol merah. Rok denim nyaman berikut. Garmen yang ketat, tapi akhirnya aku menggoyang-goyangkan jalan keluar dari itu. Aku melemparkannya dan pakaian saya di atas baju saya di lantai, apalagi yang saya biasanya lipat dengan rapi sebelum menempatkan mereka di binatu menghambat.
Aku tidak pernah ingin melihat pakaian mereka lagi. Tidak ada bukti darah pada mereka-saya tidak cukup dekat untuk Spiro dan gadis untuk itu-tetapi dalam mata pikiran saya mereka berwarna merah.
Memperhatikan bahwa ada terrycloth jubah mewah yang tergantung di belakang pintu kamar mandi, aku memutuskan bahwa saya akan melemparkan pakaian ke laut di pagi hari. Mereka dapat menjaga perusahaan ponsel saya hilang untuk selamanya.
Sambil off pengalaman mengerikan, saya hati-hati naik ke bak besar, mendesis sebagai dekat-to-air mendidih membakar kulit lembut, membersihkan luka di kaki saya. Aku tidak peduli, bukan menikmati panas.
Ini mengingatkan saya bahwa tidak peduli apa yang terjadi malam ini, aku masih hidup.