Thompson’s (1992) comprehensive ass

Thompson’s (1992) comprehensive assessment of the value of existentialist thought for social work practice is based on the ideas of Jean Paul Sartre. A central notion here is ‘being’. ‘Being in self’ is mere existence. ‘Being for itself’ is existence in which we are conscious and can therefore have potential, for example by making plans and decisions about how we want to be. Blom (2002) argues that, in this perspective, neither practitioners nor client can know each other in advance from the perspective of the other or from the basis of formal knowledge because there can be no prior expectations of how a human being might be. Practice relationships are a struggle between the experiences of two others outside themselves. Through this struggle between the different views of each other, we can take part with another person in social and personal transformation. But we cannot understand what is ‘inside’ them or how they would typically act, as psychological theories would propose. They have the free will to act, and our two conceptions of each other interact freely, allowing us to begin to again external views of the other.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Thompson (1992) komprehensif penilaian nilai eksistensialis pemikiran untuk praktek kerja sosial didasarkan pada ide-ide Jean Paul Sartre. Gagasan utama di sini adalah 'menjadi'. 'Berada dalam diri' hanya keberadaan. 'Menjadi sendiri' adalah keberadaan sadar dan karena itu dapat memiliki potensi, misalnya dengan membuat rencana dan keputusan tentang bagaimana kita ingin menjadi. Blom (2002) berpendapat bahwa, dalam perspektif ini, praktisi maupun klien dapat saling mengenal di muka dari sudut pandang yang lain atau dari dasar pengetahuan formal karena ada tidak ada harapan sebelumnya bagaimana manusia mungkin. Praktek hubungan yang perjuangan antara pengalaman dua orang lain di luar diri mereka sendiri. Melalui perjuangan ini antara tampilan yang berbeda satu sama lain, kita dapat mengambil bagian dengan orang lain dalam transformasi sosial dan Pribadi. Tapi kita tidak bisa mengerti apa 'dalam' mereka atau bagaimana mereka biasanya akan bertindak, seperti teori psikologis akan mengusulkan. Mereka memiliki kehendak bebas untuk bertindak, dan kami dua konsepsi saling berinteraksi secara bebas, memungkinkan kita untuk mulai lagi eksternal pemandangan yang lain.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Thompson (1992) penilaian yang komprehensif dari nilai pemikiran eksistensialis untuk praktek pekerjaan sosial didasarkan pada ide-ide dari Jean Paul Sartre. Sebuah gagasan sentral di sini adalah 'menjadi'. 'Berada di diri' adalah keberadaan belaka. 'Menjadi sendiri' adalah keberadaan di mana kita sadar dan karena itu dapat memiliki potensi, misalnya dengan membuat rencana dan keputusan tentang bagaimana kita ingin menjadi. Blom (2002) berpendapat bahwa, dalam perspektif ini, baik praktisi maupun klien dapat mengenal satu sama lain di muka dari perspektif yang lain atau dari dasar pengetahuan formal karena tidak ada harapan sebelum bagaimana manusia mungkin. Hubungan praktek adalah perjuangan antara pengalaman dari dua orang lain di luar diri mereka. Melalui perjuangan ini antara pandangan yang berbeda satu sama lain, kita dapat mengambil bagian dengan orang lain dalam transformasi sosial dan pribadi. Tapi kita tidak bisa memahami apa yang 'dalam' mereka atau bagaimana mereka biasanya akan bertindak, sebagai teori psikologis akan mengusulkan. Mereka memiliki kehendak bebas untuk bertindak, dan kami dua konsepsi saling berinteraksi secara bebas, memungkinkan kita untuk mulai lagi pandangan eksternal yang lain.