Indulgence societies tend to allow

Indulgence societies tend to allow relatively free gratification of natural human desires related to enjoying life and having fun whereas Restraint societies are more likely to believe that such gratification needs to be curbed and regulated by strict norms. Indulgent cultures will tend to focus more on individual happiness and well being, leisure time is more important and there is greater freedom and personal control. This is in contrast with restrained cultures where positive emotions are less freely expressed and happiness, freedom and leisure are not given the same importance.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kegemaran masyarakat cenderung memungkinkan relatif bebas kepuasan alami keinginan manusia yang berkaitan dengan menikmati hidup dan bersenang-senang sedangkan pengekangan masyarakat lebih cenderung percaya bahwa kepuasan seperti kebutuhan untuk menahan dan diatur oleh norma-norma yang ketat. Memanjakan budaya akan cenderung lebih berfokus pada kebahagiaan individual dan kesejahteraan, waktu luang lebih penting dan ada kebebasan yang lebih besar dan kontrol pribadi. Hal ini berbeda dengan budaya terkendali mana emosi positif kurang bebas dinyatakan dan kebahagiaan, kebebasan dan rekreasi tidak diberikan sama pentingnya.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Masyarakat Indulgence cenderung memungkinkan kepuasan relatif bebas dari keinginan alami manusia yang berhubungan dengan menikmati hidup dan bersenang-senang sedangkan masyarakat Restraint lebih cenderung percaya bahwa gratifikasi tersebut perlu diatasi dan diatur oleh norma-norma yang ketat. Budaya memanjakan akan cenderung lebih fokus pada kebahagiaan individu dan kesejahteraan, waktu luang yang lebih penting dan ada kebebasan yang lebih besar dan kontrol pribadi. Hal ini berbeda dengan budaya terkendali di mana emosi positif kurang bebas diekspresikan dan kebahagiaan, kebebasan dan rekreasi tidak diberikan sama pentingnya.