Skinner believed that human behavio

Skinner believed that human behavior, like any other natural phenomena, is subject to the laws of science, and that psychologists should not attribute inner motivations to it. Although he rejected internal states (thoughts, emotions, desires, etc.) as being outside the realm of science, Skinner did not deny their existence. He simply insisted that they should not be used to explain behavior.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Skinner percaya bahwa perilaku manusia, seperti fenomena alam lainnya, adalah subjek hukum ilmu pengetahuan, dan bahwa psikolog tidak harus atribut batin motivasi untuk itu. Meskipun ia menolak negara internal (pikiran, emosi, keinginan, dll) sebagai di luar bidang ilmu pengetahuan, Skinner tidak menyangkal keberadaan mereka. Dia hanya bersikeras bahwa mereka tidak boleh digunakan untuk menjelaskan perilaku.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Skinner percaya bahwa perilaku manusia, seperti fenomena alam lainnya, tunduk pada hukum ilmu pengetahuan, dan bahwa psikolog tidak atribut motivasi batin untuk itu. Meskipun ia menolak negara internal (pikiran, emosi, keinginan, dan lain-lain) sebagai di luar bidang ilmu pengetahuan, Skinner tidak menyangkal keberadaan mereka. Ia hanya menegaskan bahwa mereka tidak boleh digunakan untuk menjelaskan perilaku.