“So you live here?” he asked.“In Mo

“So you live here?” he asked.
“In Morgan Hall at Eastern.”
“I have an apartment in Hinley.”
“You go to State?” I asked. “What is that...like an hour
away? What are you doing over here?”
“I graduated last May. My little sister goes to Eastern.
I’m staying with her this week while I apply for jobs.”
“Uh oh…living in the real world, huh?”
Ethan laughed. “And it’s everything they say it is.”
I pulled the gloss out of my pocket and smeared it
across my lips, using the mirror lining the wall behind
the bar.
“That’s a nice shade,” he said, watching me press my
lips together.
I smiled, feeling the anger at Travis, and the heaviness
of the alcohol. “Maybe you can try it on later.”
Ethan’s eyes brightened as I leaned in closer, and I
smiled when he touched my knee. He pulled back his hand
when Travis stepped between us.
“You ready, Pidge?”
“I’m talking, Travis,” I said, moving him back. His shirt
was damp from the circus on the dance floor, and I made a
show of wiping my hand on my skirt.
Travis made a face. “Do you even know this guy?”
“This is Ethan,” I said, sending my new friend the best
flirty smile I could manage.
He winked at me, and then looked at Travis, extending
his hand. “Nice to meet you.”

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

"Jadi Anda tinggal di sini?" tanyanya."Dalam Morgan Hall di Timur.""Saya punya sebuah apartemen di Hinley.""Anda pergi ke negara?" Saya bertanya. "Apa adalah bahwa... seperti satu jampergi? Apa yang Anda lakukan sini?""Saya lulus Mei lalu. Adik saya pergi ke Timur.Saya tinggal dengan dia minggu ini ketika saya melamar pekerjaan.""Uh oh... hidup di dunia nyata, ya?"Ethan tertawa. "Dan itu adalah semua yang mereka katakan itu."Aku menarik gloss dari saku dan dioleskan itudi bibir saya, menggunakan lapisan dinding di belakang cerminbar."Itu adalah warna yang bagus," katanya, menonton saya tekan sayabibir bersama-sama.Aku tersenyum, merasakan kemarahan Travis, dan beratnyaalkohol. "Mungkin Anda dapat mencobanya di kemudian."Ethan di mata cerah seperti aku membungkuk lebih dekat, dan akutersenyum ketika ia menyentuh lutut saya. Ia ditarik kembali tangannyaKetika Travis melangkah antara kami."Anda siap, Pidge?""Saya berbicara, Travis," kataku, bergerak dia kembali. Kemejayang lembab dari sirkus di lantai dansa, dan saya membuatmenunjukkan mengusap kedua tangan saya pada rok saya.Travis membuat wajah. "Apakah Anda bahkan tahu orang ini?""Ini adalah Ethan," Aku berkata, mengirim saya teman baru yang terbaiksenyum aku bisa mengatur.Dia mengedipkan mata pada saya, dan kemudian memandang Travis, memperluastangan-Nya. "Nice to meet you."

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Jadi kau tinggal di sini?" Tanyanya.
"Dalam Morgan Hall pada Timur."
"Aku memiliki sebuah apartemen di Hinley."
"Anda pergi ke Negara?" Tanya saya. "Apa itu ... seperti satu jam
pergi? Apa yang kau lakukan di sini?
"" Saya lulus Mei lalu. Adik saya pergi ke Timur.
Saya tinggal dengan dia minggu ini sementara aku melamar pekerjaan.
"" Uh oh ... hidup di dunia nyata, ya?
"Ethan tertawa. "Dan itu semua yang mereka katakan itu."
Aku menarik gloss keluar dari saku saya dan dioleskan
di bibir saya, menggunakan cermin yang melapisi dinding di belakang
bar.
"Itu warna yang bagus," katanya, menonton saya tekan saya
bibir bersama-sama.
Aku tersenyum, merasakan kemarahan di Travis, dan berat
alkohol. "Mungkin Anda bisa mencobanya di kemudian hari."
Mata Ethan cerah seperti yang saya membungkuk lebih dekat, dan saya
tersenyum ketika ia menyentuh lutut saya. Dia menarik kembali tangannya
ketika Travis melangkah di antara kami.
"Kau siap, Pidge?"
"Aku sedang berbicara, Travis," kataku, dia kembali bergerak. Kemejanya
basah dari sirkus di lantai dansa, dan saya membuat
acara menyeka tanganku di rok saya.
Travis membuat wajah. "Apakah Anda tahu orang ini?"
"Ini adalah Ethan," kataku, mengirim teman baru saya yang terbaik
senyum genit aku bisa mengatur.
Dia mengedipkan mata padaku, dan kemudian melihat Travis, memperpanjang
tangannya. "Senang berjumpa dengan mu."