The rationale for this article, amo

The rationale for this article, among other things, has been to discuss a more up-topar
version of ICE and its learning outcomes. It was suggested that idealtypical outcomes
of ICE relate to six areas of intercultural competence (the six ‘c’s). Three of these
Intercultural Programmes’ Student Outcomes (IPSO) refer to meta-competences and extend
beyond ‘knowing that’ and ‘knowing how-aspects of culture’ (and go beyond much
traditional ICE). Instead they are about knowing why and or even knowing why one knows
why and not knows why. Hence, intercultural competence is the ability to reflect over,
problematise, understand, learn from, cope emotionally with and operate efficiently in
intercultural interaction-situations. Possessing this competence is likely to increase students’
future ‘employability’ on the labour market.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Alasan untuk artikel ini, antara lain, telah membahas lebih up-toparVersi es dan hasil pembelajaran. Disarankan bahwa hasil idealtypicales yang berhubungan dengan enam daerah Antarbudaya kompetensi (enam ' c 's). Tiga di antaranyaProgram-program budaya siswa hasil (IPSO) merujuk pada meta-kompetensi dan memperpanjangluar 'mengetahui bahwa' dan 'mengetahui bagaimana-aspek budaya' (dan melampaui banyaktradisional es). Sebaliknya, mereka adalah tentang mengetahui mengapa dan atau bahkan mengetahui mengapa yang tahuMengapa dan tidak tahu mengapa. Oleh karena itu, budaya kompetensi adalah kemampuan untuk merefleksikan berakhir,problematise, memahami, belajar dari, mengatasi emosional dan beroperasi secara efisien dalaminteraksi antar-situasi. Memiliki kompetensi ini cenderung meningkat siswamasa depan 'kemampuan kerja' pada pasar tenaga kerja.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Alasan untuk artikel ini, antara lain, telah membahas lebih up-topar
versi ICE dan hasil belajar tersebut. Disarankan bahwa hasil idealtypical
ICE berhubungan dengan enam bidang kompetensi antarbudaya (enam 'c' s). Tiga dari
Program Intercultural 'Student Outcomes (IPSO) mengacu pada meta-kompetensi dan memperluas
melampaui 'tahu bahwa' dan 'mengetahui bagaimana-aspek budaya' (dan melampaui banyak
ICE tradisional). Sebaliknya mereka akan mengetahui mengapa dan atau bahkan mengetahui mengapa seseorang tahu
mengapa dan tidak tahu mengapa. Oleh karena itu, kompetensi antarbudaya adalah kemampuan untuk mencerminkan atas,
problematise, memahami, belajar dari, mengatasi emosional dengan dan beroperasi secara efisien di
antar interaksi-situasi. Memiliki kompetensi ini cenderung meningkat 'siswa
masa depan 'kerja' di pasar tenaga kerja.