Although the moral culture of a giv

Although the moral culture of a given community or community of communities is in part handed down from generation to generation, it is by no means fixed or "traditional.' On the contrary, community morality is continually recast in line with new social needs, demands, insights, and above all, moral claims. This recasting occurs through a process of special importance to the good society: moral dialogues. Moral dialogues are composed of a large number of hours spent over meals, at bars, in car pools, at work, and in the media (e.g., call-in shows) on one "hot" moral issue.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Meskipun budaya moral yang diberikan masyarakat atau komunitas masyarakat di bagian diturunkan dari generasi ke generasi, itu tidak berarti diperbaiki atau "tradisional.' Sebaliknya, moralitas masyarakat terus merombak sesuai dengan kebutuhan sosial yang baru, tuntutan, wawasan, dan di atas semua, moral klaim. Ini membentuk kembali terjadi melalui proses yang penting bagi masyarakat baik: dialog moral. Dialog moral terdiri dari sejumlah besar jam yang dihabiskan selama makan, di Bar, di mobil, di tempat kerja, dan di media (misalnya, panggilan-in acara) pada satu masalah moral "panas".

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Meskipun budaya moral masyarakat atau komunitas masyarakat yang diberikan di bagian diturunkan dari generasi ke generasi, itu tidak berarti tetap atau "tradisional." Sebaliknya, moralitas masyarakat terus menyusun kembali sesuai dengan kebutuhan sosial baru, tuntutan, wawasan, dan di atas semua, klaim moral yang membentuk kembali ini terjadi melalui proses penting khusus untuk masyarakat yang baik.. Dialog moral yang dialog Moral terdiri dari sejumlah besar jam menghabiskan lebih dari makanan, di bar, di kolam mobil, di tempat kerja, dan di media (misalnya, memanggil-in menunjukkan) pada salah satu "panas" masalah moral.