It has been suggested that experime

It has been suggested that experiments into fire
activity and emissions in tropical peat swamp forest areas
require special attention due to both the stores of carbon in
the peat layer that can be released by burning, and the
increased likelihood of smoldering fires. Because of the
relative absence of high-quality, cloud-free, multispectral
images over the tropics, a hotspot count method was
employed to examine burn scars, with a focus on creating
an estimate for the value of the average burn scar size per
fire hotspot detected (AR). This value has received little
quantification or detailed investigation in the past yet is
being utilized by a number of authors in the absence of
directly measured burnt area data. It is suggested that tropical
peat swamp forest burnt area was best approximated using
all available confidence levels. We found that the size of a
burn scar was around 15–16 ha for each hotspot detected. Although the chances of detecting a hotspot are
increased due to the residency of the fire, there appears to
be a large omission errors in the detection of hotspots when
a burn scar is present, probably as a result of several barriers
to detection as discussed in section 5.1. Omission errors are
of the order of 60%. This result clearly demonstrates that
fire hotspot count data should be used with care and ideally
with consideration of the relationship with burnt area. A
number of areas for further study are suggested. In particular,
there is a need to calculate values of AR in other land
cover types, in order to allow better evaluation of burnt area
estimations on a global scale by making full use of the
coverage of the MODIS hotspot data set. These results
would complement global burnt area inventories such as
those published by Tansey et al. [2008] and would further
serve to validate estimates produced in the large-scale study
using MODIS hotspot data by Van der Werf et al. [2006]. A
future study will make a comparison with MODIS Collection
5 data sets and incorporate data from both MODIS
TERRA and AQUA sensors, and look at global comparison
methods.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Telah diusulkan bahwa percobaan ke dalam apiaktivitas dan emisi di kawasan hutan rawa gambut tropismemerlukan perhatian khusus karena kedua toko karbon didalam lapisan gambut yang dapat dilepaskan oleh pembakaran, dankemungkinan peningkatan membara kebakaran. Karenarelatif tidak adanya berkualitas tinggi, bebas awan, multispectralgambar atas daerah tropis, metode perhitungan hotspot adalahdigunakan untuk meneliti bekas luka bakar, dengan fokus pada menciptakanperkiraan nilai ukuran bekas luka bakar rata-rata perapi hotspot terdeteksi (AR). Nilai ini telah menerima sedikitkuantifikasi atau penelitian di masa lalu namundimanfaatkan oleh sejumlah penulis dalam ketiadaanlangsung diukur data daerah dibakar. Disarankan bahwa tropiskawasan hutan yang dibakar rawa gambut terbaik diperkirakan menggunakanSemua tingkat kepercayaan yang tersedia. Kami menemukan bahwa ukuranmembakar bekas luka adalah sekitar 15 – 16 ha untuk setiap hotspot terdeteksi. Meskipun kemungkinan untuk mendeteksi sebuah hotspotmeningkat karena residensi api, tampaknyamenjadi besar kelalaian kesalahan dalam deteksi hotspot ketikamembakar bekas luka hadir, mungkin hasil dari beberapa hambatanDeteksi seperti yang dibahas dalam Bagian 5.1. Kelalaian kesalahandari 60%. Hasil ini jelas menunjukkan bahwaapi hotspot menghitung data harus digunakan dengan hati-hati dan idealdengan pertimbangan hubungan dengan daerah dibakar. Ajumlah daerah untuk studi lebih lanjut disarankan. Secara khusus,ada kebutuhan untuk menghitung nilai-nilai AR di tanah lainmenutupi jenis, untuk memungkinkan lebih baik evaluasi dari daerah dibakarEstimasi pada skala global dengan membuat penuh penggunaancakupan MODIS hotspot data set. Hasil iniakan melengkapi persediaan daerah dibakar global sepertiDiterbitkan oleh Tansey et al. [2008] dan akan lebih lanjutmelayani untuk memvalidasi perkiraan diproduksi dalam studi skala besarmenggunakan MODIS hotspot data oleh Van der Werf et al. [2006]. AStudi masa depan akan membuat perbandingan dengan MODIS koleksi5 data set dan menggabungkan data dari kedua MODISTERRA dan AQUA sensor, dan melihat perbandingan globalmetode.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Ia telah mengemukakan bahwa percobaan ke dalam api
aktivitas dan emisi di kawasan hutan rawa gambut tropis
memerlukan perhatian khusus karena kedua toko karbon di
lapisan gambut yang bisa dilepas dengan membakar, dan
meningkatkan kemungkinan kebakaran membara. Karena
tidak adanya relatif berkualitas tinggi, bebas awan, multispektral
gambar di daerah tropis, metode penghitungan hotspot itu
digunakan untuk memeriksa bekas luka bakar, dengan fokus pada menciptakan
perkiraan untuk nilai rata-rata ukuran luka bakar bekas luka per
hotspot kebakaran terdeteksi (AR). Nilai ini telah menerima sedikit
kuantifikasi atau penyelidikan rinci di masa lalu belum yang
sedang digunakan oleh sejumlah penulis dengan tidak adanya
data yang daerah yang terbakar langsung diukur. Disarankan bahwa tropis
kawasan yang terbakar hutan rawa gambut yang terbaik didekati menggunakan
semua tingkat kepercayaan diri yang tersedia. Kami menemukan bahwa ukuran dari
bekas luka bakar sekitar 15-16 ha untuk setiap hotspot terdeteksi. Meskipun kemungkinan mendeteksi hotspot yang
meningkat karena Karesidenan api, tampaknya
menjadi kesalahan kelalaian besar dalam mendeteksi hotspot ketika
bekas luka bakar hadir, mungkin sebagai akibat dari beberapa hambatan
untuk deteksi seperti yang dibahas dalam bagian 5.1. Kesalahan kelalaian adalah
dari urutan 60%. Hasil ini jelas menunjukkan bahwa
data yang menghitung api hotspot harus digunakan dengan hati-hati dan idealnya
dengan pertimbangan hubungan dengan daerah dibakar. Sebuah
sejumlah daerah untuk studi lebih lanjut disarankan. Secara khusus,
ada kebutuhan untuk menghitung nilai-nilai AR di lahan lainnya
jenis cover, untuk memungkinkan evaluasi yang lebih baik dari daerah yang terbakar
estimasi pada skala global dengan membuat penuh penggunaan
cakupan MODIS hotspot kumpulan data. Hasil ini
akan melengkapi persediaan daerah bakaran global seperti
yang diterbitkan oleh Tansey et al. [2008] dan akan lebih
berfungsi untuk memvalidasi perkiraan yang dihasilkan dalam studi skala besar
menggunakan data hotspot MODIS oleh Van der Werf et al. [2006]. Sebuah
studi di masa depan akan membuat perbandingan dengan MODIS Koleksi
5 set data dan menggabungkan data dari kedua MODIS
TERRA dan AQUA sensor, dan melihat perbandingan global yang
metode.