On the other side of the coin, the

On the other side of the coin, the strongest reason presented for not receiving tutoring was that those students were able to solve their own learning problems either independently or in conjunction with classmates. One third of respondents indicated that they did not need private tutoring because parents or relatives could provide the necessary assistance, but this proportion declined from 43.2% in Secondary 1– 3 to 17.1% in Secondary 6– 7, presumably in part because parents and relatives were less easily able to help with the more specialized studies in the higher grades. A few students declared that academic results were not important, and a very small number indicated either that they had received sufficient academic improvement after previous tutoring to be no longer in need, or that they had not received any academic improvement after previous tutoring and there-fore did not consider it useful.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Di sisi lain dari koin, alasan terkuat yang disajikan untuk tidak menerima bimbingan belajar adalah bahwa para siswa yang mampu memecahkan masalah belajar mereka sendiri secara mandiri atau dalam hubungannya dengan teman sekelas. Sepertiga dari responden menunjukkan bahwa mereka tidak memerlukan privat karena orang tua atau saudara dapat memberikan bantuan yang diperlukan, tetapi proporsi ini menurun dari 43,2% % 1-3 untuk 17.1 sekunder sekunder 6 – 7, mungkin sebagian karena orang tua dan kerabat kurang dengan mudah dapat membantu dengan studi lebih khusus dalam nilai yang lebih tinggi. Beberapa siswa menyatakan bahwa prestasi akademik yang tidak penting, dan jumlah yang sangat kecil menunjukkan bahwa mereka telah menerima perbaikan akademik yang memadai setelah sebelumnya Les menjadi tidak lagi membutuhkan atau bahwa mereka tidak menerima perbaikan akademik setelah sebelumnya bimbingan dan ada-kedepan tidak menganggap itu berguna.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Di sisi lain dari koin, alasan terkuat disajikan untuk tidak menerima bimbingan belajar adalah bahwa para siswa mampu memecahkan masalah pembelajaran mereka sendiri secara mandiri atau bersama dengan teman sekelas. Sepertiga dari responden menunjukkan bahwa mereka tidak perlu les privat karena orang tua atau kerabat bisa memberikan bantuan yang diperlukan, tetapi proporsi ini menurun dari 43,2% di Secondary 1- 3-17,1% di Secondary 6- 7, mungkin sebagian karena orang tua dan kerabat kurang mudah dapat membantu dengan penelitian yang lebih khusus dalam nilai yang lebih tinggi. Beberapa siswa menyatakan bahwa hasil akademik yang tidak penting, dan jumlah yang sangat kecil menunjukkan baik bahwa mereka telah menerima perbaikan akademis yang cukup setelah les sebelumnya menjadi tidak lagi membutuhkan, atau bahwa mereka tidak menerima perbaikan akademik setelah bimbingan sebelumnya dan sana kedepan tidak menganggap itu berguna.