He felt Ellen’s hand on his arm aga

He felt Ellen’s hand on his arm again. “A few nights ago, I was really disappointed that things didn’t happen between us, but honestly...” She flicked another glance at Chloe. “I really hope this works out for you. She’s very sweet. You make a beautiful couple.” She smiled widely at him. “How about I block out a weekend for you next year, just in case?”

Chase immediately saw a breathtaking vision of Chloe in a long white dress waiting for him surrounded by vines.

“Good luck, Chase.”

Holy hell, he thought as Ellen walked away and he turned back to watch Chloe carefully wrapping up one of the dresses they’d used that afternoon, he’d never relied much on luck before, never liked counting on something so elusive, so unpredictable. He’d always figured on talent and hard work to get him where he wanted to be. But this time, Chase was afraid luck was exactly what he needed.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dia merasakan tangan Ellen di lengannya lagi. "Beberapa malam yang lalu, saya benar-benar kecewa bahwa hal itu tidak terjadi di antara kami, tapi jujur ​​..." Dia menjentikkan melirik lagi di Chloe. "Saya sangat berharap ini bekerja untuk Anda. Dia sangat manis. Anda membuat beberapa indah. "Dia tersenyum lebar padanya. "Bagaimana kalau aku memblokir akhir pekan untuk Anda tahun depan, hanya dalam kasus?" Chase segera melihat visi hati dari Chloe dalam gaun putih panjang menunggunya dikelilingi oleh tanaman merambat. "Good luck, Chase." Neraka Kudus, pikirnya sebagai Ellen berjalan pergi dan ia berbalik untuk menonton Chloe hati-hati membungkus salah satu gaun yang mereka digunakan sore itu, ia tidak pernah mengandalkan banyak pada keberuntungan sebelumnya, tidak pernah menyukai mengandalkan sesuatu yang begitu sulit dipahami, begitu tak terduga. Dia selalu membayangkan pada bakat dan kerja keras untuk mendapatkan dia di mana dia ingin menjadi. Tapi kali ini, Chase takut keberuntungan adalah persis apa yang ia butuhkan.