sekali waktu di Tapanuli, Sumatera Utara, hiduplah seorang pematung terkenal bernama Datu Panggana. Ketika ia menerima pesanan, ia pergi ke hutan untuk mencari kayu yang paling cocok dan diukir untuk memesan. Suatu hari, ia mendapat inspirasi untuk mengukir kayu yang ia temukan. Dia bekerja sepanjang hari di bengkel untuk mengukir kayu menjadi patung seorang wanita cantik. Kemudian, ia menempatkan patung di depan rumahnya. Kemudian, seorang pedagang muda lewat dan melihat patung. Namanya Bao Partigatiga. Dia sangat terkesan dengan keindahan patung. Dia kemudian meletakkan pakaian indah dan perhiasan di patung. "Ini sangat indah," katanya kepada diri sendiri bangga. Setelah itu, seorang imam bernama Datu Partoar dan istrinya lewat. Mereka juga terkesan dengan keindahan patung. "Saya ingin berdoa kepada Tuhan untuk membuatnya hidup seperti orang yang nyata. Saya ingin membuatnya sebagai putri kami," kata Datu Partoar kepada istrinya. Berita dari keindahan penyebaran Nai Manggale di seluruh desa. Semua penduduk desa datang ke rumah Datu Partoar untuk melihat Nai Manggale. Diantaranya adalah Datu Panggana dan Bao Partigatiga. Nai Manggale jujur mengatakan kepada penduduk desa bahwa dia benar-benar sebuah patung yang menjadi seorang wanita yang hidup dengan kasih karunia Allah. Datu Panggana pergi setelah Datu Partoar untuk mengklaim ciptaan sendiri dan Bao Partigatiga juga mengklaim hak untuk hidup patung. "Itu saya yang diukir keluar dari kayu. Jadi, dia adalah milikku, "kata Datu Panggana. " Dia mengenakan pakaian dan perhiasan. Jadi, dia harus pergi dengan saya, "kata Bao Partigatiga. " Ingat, saya membuatnya hidup sendiri sebagai manusia. Jadi, dia masih di sini, "Datu Partoar juga bergabung dalam argumen. ketiga orang itu berdebat. Mereka mengklaim memiliki hak Nai Manggale. Untuk menenangkan mereka, seorang tua dari desa memberikan solusi. Namanya Aji Bahir. "Anda semua mungkin memiliki hubungan dengan dia. Datu Panggana, Anda pamannya. Bao Partigatiga, kau saudaranya. Dan Datu Partoar, kau ayah." Ketiga orang mengambil nasihat dari Aji Bahir. Dan mereka senang karena sekarang mereka terkait.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..