Of course, there’s plenty I don’t k

Of course, there’s plenty I don’t know about Fable. She’s still a mystery to me. One I want to examine and take apart, learn every bit of her piece by piece.

“Yeah.” She leans in and presses her lips to the center of my chest. My heart skips a beat, as if it could literally feel her kiss. “I have all sorts of secret talents.”

“I’ll say,” I mutter, enthralled with the way she’s touching me. So easily, as if we’ve been together forever.

Laughing, she withdraws from me and starts toward my bedroom. “Maybe if you’re lucky you’ll discover more of my secret talents later tonight,” she calls from over her shoulder.

I frown. “What are you talking about?”

More laughter, the musical sound washes over me, filling me with happiness. “You’ll see.”

I’m left still pondering that remark hours after she left.

Fable

I feel good. Like the best I have in ages. Jen and I went out to dinner at some new place downtown where they serve the best appetizers ever. We laughed and laughed as we gushed over the delicious food, knowing Colin would absolutely kill us if he caught us in there.

We were coconspirators and that was fun. The only time I’ve ever felt truly part of a team is with Owen and somewhat with Drew. With Drew, our relationship is still so new, so fragile, I’m afraid sometimes to push too hard.

Tonight, I plan on pushing hard. Tonight, I feel free.

“So tell me more about your hunkalicious boyfriend.” Jen’s dark eyes are sparkling. We’re at one of the local college hangouts. It’s two stories, the bottom level a very casual restaurant/burger joint, the top level has a huge bar and dance floor. They don’t let anyone underage upstairs, which totally bums me out. I’m literally writhing where I sit in the booth, my body overtaken by the muted throbbing beat that comes from upstairs.

“What do you want to know?” I play coy on purpose, stirring my straw in my glass of soda. I sort of wish for harder stuff. Jen’s a little buzzed, I can see it in the flush in her face, the light in her eyes. I’m less than six months away from my twenty-first birthday and not that I’m a party girl or anything, but it’ll be nice to be able to booze it up whenever I want.

“How’d you meet?”

Such a simple question that requires a not so simple answer. “It’s sort of hard to explain.”

“He’s gorgeous, you know. And popular as hell, you little shit. You told me he was no one I knew. Everyone in town knows Drew Callahan.” Jen sips from her drink, her lips curved in a smirk. “Is he amazing in bed or what?”

Jen gets a little liquored up and she’s making all sorts of crazy statements. I don’t even know how to answer that. I’m used to girls accusing me of stealing their boyfriends, not of friends asking how my boyfriend is in bed.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Tentu saja, ada banyak yang saya tidak tahu tentang Fable. Dia masih misteri bagi saya. Satu Saya ingin memeriksa dan membongkar, belajar setiap bit dari bagian nya dengan sepotong. "Ya." Dia mencondongkan tubuhnya dan menekan bibirnya ke pusat dadaku. Hatiku melompat mengalahkan, seolah-olah itu benar-benar bisa merasakan ciuman nya. "Saya memiliki segala macam bakat rahasia." "Aku akan berkata," gumamku, terpesona dengan cara dia menyentuhku. Jadi mudah, seolah-olah kami sudah bersama-sama selamanya. Sambil tertawa, ia menarik diri dari saya dan mulai menuju kamar saya. "Mungkin jika Anda beruntung Anda akan menemukan lebih banyak bakat rahasia saya nanti malam," dia menelepon dari atas bahunya. Aku mengerutkan kening. "Apa yang kamu bicarakan?" Lebih tawa, mencuci suara musik di atasku, mengisi saya dengan kebahagiaan. "Lihat saja nanti." Aku meninggalkan masih merenungkan bahwa jam komentar setelah dia pergi. Fable saya merasa baik. Seperti yang terbaik yang saya miliki di usia. Jen dan saya pergi keluar untuk makan malam di beberapa tempat di pusat kota baru di mana mereka melayani makanan pembuka terbaik yang pernah. Kami tertawa dan tertawa seperti yang kita menyembur atas makanan lezat, mengetahui Colin benar-benar akan membunuh kami jika ia menangkap kita di sana. Kami coconspirators dan itu menyenangkan. Satu-satunya waktu saya pernah merasa benar-benar bagian dari sebuah tim dengan Owen dan agak dengan Drew. Dengan Drew, hubungan kami masih sangat baru, begitu rapuh, aku takut kadang-kadang untuk mendorong terlalu keras. Malam ini, saya berencana untuk mendorong keras. Malam ini, saya merasa bebas. "Jadi bercerita lebih banyak tentang pacar hunkalicious Anda." mata gelap Jen berkilau. Kami berada di salah satu hangouts perguruan tinggi setempat. Ini dua cerita, tingkat bawah sangat santai restoran / burger bersama, tingkat atas memiliki besar bar dan lantai dansa. Mereka tidak membiarkan lantai atas di bawah umur orang, yang benar-benar gelandangan saya keluar. Aku benar-benar menggeliat di mana aku duduk di bilik, tubuh saya disalip oleh berdenyut diredam mengalahkan yang berasal dari lantai atas. "Apa yang Anda ingin tahu?" Aku bermain coy sengaja, aduk jerami saya di kaca soda. Aku semacam berharap untuk hal-hal sulit. Jen sedikit berdengung, aku bisa melihatnya di flush di wajahnya, cahaya di matanya. Saya kurang dari enam bulan dari ulang tahun kedua puluh satu saya dan tidak bahwa aku seorang gadis pesta atau apa, tapi itu akan menjadi bagus untuk dapat booze itu kapan pun aku mau. "Bagaimana kau bertemu? " Seperti pertanyaan sederhana yang membutuhkan jawaban tidak begitu sederhana. "Ini semacam sulit dijelaskan." "Dia cantik, kau tahu. Dan populer sebagai neraka, Anda sedikit kotoran. Kau bilang dia tidak ada yang saya tahu. Semua orang di kota tahu Drew Callahan. "Jen menyeruput dari minumannya, bibirnya melengkung seringai. "Apakah dia menakjubkan di tempat tidur atau apa?" Jen mendapat sedikit liquored dan dia membuat segala macam pernyataan gila. Aku bahkan tidak tahu bagaimana menjawabnya. Saya sudah terbiasa dengan gadis menuduh saya mencuri pacar-pacar mereka, bukan dari teman-teman bertanya bagaimana pacar saya di tempat tidur.