The foundations of the Christian ch

The foundations of the Christian church were laid in the Old Testament
where the covenant community of Israel was both a national and religious community,
governed by a single divine law. Although there was no regulated common
cult—families of believers were religious communities, fathers serving as
priests—Genesis 4:26 implies that the Sethites—not the Cainites—began to
call on and proclaim the name of YHWH, and after the flood a split occurred
among the Shemites, the Japhethites, and the Hamites. When God established
a covenant with Abraham and his offspring, he externally separated the church
from the world by the sign of circumcision. At the foot of Mount Sinai, it was
confirmed and elevated to a national covenant. Although the church and state
were not identical in Israel where priest and king, temple and palace, religious and
civil laws remained differentiated,4 the two were so closely united that citizens
and believers, the nation and the people of God, coincided, and it was a single
divine law that controlled the entire life of Israel. Israel as a people was an עדֵָה
יהוה (ʿēdâ YHWH) or a קָהָל יהוה (qāhāl YHWH). Both words are used in the
Old Testament for the assembly or congregation of Israel without any distinction
in meaning.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dasar-dasar Jemaat Kristian diletakkan di dalam Perjanjian lamamana masyarakat perjanjian Israel adalah keduanya nasional dan agama masyarakat,diatur oleh hukum ilahi tunggal. Walaupun ada umum tidak diaturkultus-keluarga orang percaya adalah komunitas religius, Bapak-bapak yang melayani sebagaiImam — Kejadian 4:26 menyiratkan bahwa Sethites — tidak Cainites-mulaimemanggil dan menyatakan nama YHWH, dan selepas banjir terjadi perpecahanantara Shemites, Yafet dan keturunan Ham. Ketika Jahweh menetapkanperjanjian dengan Abraham dan keturunannya, ia eksternal dipisahkan gerejadari dunia oleh tanda penyunatan. Di kaki Gunung Sinai, itudikonfirmasi dan ditinggikan kepada perjanjian nasional. Meskipun gereja dan negaraitu tidak identik di Israel mana imam dan raja, Pura dan istana, agama danhukum perdata tetap dibedakan, 4 dua yang begitu erat Inggris bahwa wargadan percaya, bangsa dan umat Allah, bertepatan, dan itu satuHukum ilahi yang dikendalikan kehidupan seluruh Israel. Israel sebagai orang-orang adalah עדֵָהיהוה (ʿēdâ YHWH) atau קָהָל יהוה (qāhāl YHWH). Kedua kata yang digunakan dalamPerjanjian lama untuk Perkumpulan atau jemaat Israel tanpa ada perbedaandalam arti.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Fondasi gereja Kristen diletakkan dalam Perjanjian Lama
di mana komunitas perjanjian Israel adalah kedua komunitas nasional dan agama,
diatur oleh hukum ilahi tunggal. Meskipun ada tidak ada diatur umum
kultus-keluarga orang percaya komunitas agama, ayah menjabat sebagai
imam-Kejadian 4:26 menyiratkan bahwa keturunan Set-bukan Kain-mulai
memanggil dan menyatakan nama YHWH, dan setelah banjir split terjadi
antara Shemites, yang Japhethites, dan Hamites. Ketika Allah menetapkan
perjanjian dengan Abraham dan keturunannya, ia eksternal dipisahkan gereja
dari dunia dengan tanda sunat. Di kaki Gunung Sinai, itu
dikonfirmasi dan diangkat ke perjanjian nasional. Meskipun gereja dan negara
tidak identik di Israel di mana imam dan raja, kuil dan istana, agama dan
hukum sipil tetap dibedakan, 4 keduanya begitu erat bersatu warga
dan orang percaya, bangsa dan umat Allah, bertepatan, dan adalah satu
hukum ilahi yang mengontrol seluruh hidup Israel. Israel sebagai orang adalah עדֵָה
יהוה ('ēdâ YHWH) atau קָהָל יהוה (qahal YHWH). Kedua kata yang digunakan dalam
Perjanjian Lama untuk perakitan atau jemaat Israel tanpa perbedaan
makna.