Limited-effects theoryThe limited-e

Limited-effects theory
The limited-effects theory argues that because people generally choose what to watch or read based on what they already believe, media exerts a negligible influence. This theory originated and was tested in the 1940s and 1950s. Studies that examined the ability of media to influence voting found that well-informed people relied more on personal experience, prior knowledge, and their own reasoning. However, media "experts" more likely swayed those who were less informed. Critics point to two problems with this perspective. First, they claim that limited-effects theory ignores the media's role in framing and limiting the discussion and debate of issues. How media frames the debate and what question members of the media ask change the outcome of the discussion and the possible conclusions people may draw. Second, this theory came into existence when the availability and dominance of media was far less widespread.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Teori terbatas-efekTeori terbatas-efek berpendapat bahwa karena orang umumnya memilih apa untuk menonton atau membaca berdasarkan apa yang sudah mereka percaya, media diberikannya pengaruh yang diabaikan. Teori ini berasal dari dan diuji pada tahun 1940-an dan 1950-an. Studi yang memeriksa kemampuan media untuk mempengaruhi suara menemukan bahwa orang-orang yang baik-informasi lebih bergantung pada pengalaman pribadi, pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri. Namun, media "pakar" lebih mungkin terpengaruh orang-orang yang kurang informasi. Pengkritik ke dua masalah dengan perspektif ini. Pertama, mereka mengklaim bahwa teori terbatas-efek mengabaikan peran media dalam membingkai dan membatasi diskusi dan perdebatan tentang isu-isu. Bagaimana media frame perdebatan dan apa yang meminta pertanyaan anggota media mengubah hasil diskusi dan orang-orang mungkin kesimpulan dapat menarik. Kedua, teori ini muncul menjadi ada ketika ketersediaan dan dominasi media adalah jauh lebih luas.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Teori terbatas-efek
Teori terbatas efek berpendapat bahwa karena orang umumnya memilih apa untuk menonton atau membaca berdasarkan apa yang mereka sudah percaya, media memberikan pengaruh diabaikan. Teori ini berasal dan diuji pada 1940-an dan 1950-an. Studi yang meneliti kemampuan media untuk mempengaruhi suara menemukan bahwa orang baik-informasi lebih mengandalkan pengalaman pribadi, pengetahuan, dan penalaran mereka sendiri. Namun, media "ahli" lebih mungkin terpengaruh mereka yang kurang informasi. Kritik menunjuk ke dua masalah dengan perspektif ini. Pertama, mereka mengklaim bahwa teori terbatas efek mengabaikan peran media dalam framing dan membatasi diskusi dan perdebatan tentang isu-isu. Bagaimana anggota frame media perdebatan dan pertanyaan apa yang media meminta mengubah hasil diskusi dan kesimpulan mungkin orang dapat menarik. Kedua, teori ini muncul ketika ketersediaan dan dominasi media adalah jauh lebih luas.