Through the years I have not been a

Through the years I have not been alone in thinking about the relationship of anthropology and literature. The re-examination of anthropological texts has brought up complex questions about science and art, projection and distortion, truth and fiction. Many voices in this conversation have addressed the purposes and short-comings of the writers of ethnography, their class, gender and cultural biases, their status as outsiders, and their ways of structuring their texts (see Benson, 1993; Clifford and Marcus, 1986; Marcus and Fischer, 1986).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Selama bertahun-tahun saya belum pernah sendirian dalam memikirkan tentang hubungan Antropologi dan sastra. Pemeriksaan ulang naskah antropologi telah dibesarkan kompleks pertanyaan tentang ilmu pengetahuan dan seni, proyeksi dan distorsi, kebenaran dan fiksi. Banyak suara dalam percakapan ini telah membahas tujuan dan kedatangan pendek dari writers of etnografi, kelas mereka, jenis kelamin dan bias budaya, status mereka sebagai orang luar, dan cara mereka penataan naskahnya (Lihat Benson, 1993; Clifford dan Marcus, 1986; Marcus dan Fischer, 1986).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Selama bertahun-tahun saya tidak sendirian dalam berpikir tentang hubungan antropologi dan sastra. Pemeriksaan kembali teks antropologis telah dibesarkan pertanyaan kompleks tentang ilmu pengetahuan dan seni, proyeksi dan distorsi, kebenaran dan fiksi. Banyak suara dalam percakapan ini telah membahas tujuan dan kedatangan pendek dari para penulis etnografi, kelas, gender dan bias budaya, status mereka sebagai orang luar, dan cara-cara mereka penataan teks mereka (lihat Benson, 1993; Clifford dan Marcus 1986 ; Marcus dan Fischer, 1986).