addressed varies according to the c

addressed varies according to the counselling model used, with some
embracing it as an essential part of the therapeutic process.
Psychodynamic counselling, for example, takes issue with arguments
for more equal communication on the grounds that it discourages
regression:
With many patients the experience of dependency is absolutely crucial for
any healing to take place . . . Far from being an exercise in power, it often
makes the therapist who can meet their patient on a feeling level feel powerless
themselves. (Bravesmith, 2001, p. 509)
However, most models of counselling aim to discourage dependency,
particularly the brief therapies (see, for example, Barrett-Kruse, 1994,
pp.109–15; Dryden, 1998, pp. 143–4), but few address power imbalances
at the assessment stage.This is largely because informed consent
is difficult for the client to exercise until they have experienced a taste
of counselling, although solution-focused approaches emphasise
giving clients honest, uninhibited feedback and designates them as
experts in their own lives (see, for example, O’Connell, 2001, p. 5).
Josselson (1996) suggests that a useful way of addressing the ethical
issues arising from power imbalances in the creation of a therapeutic
relationship is to embark on it in the same way as one would in qualitative
research which, similarly, has the potential to intrude on
people’s intimate lives. The links between the ethical imperatives of
both qualitative research and counselling are addressed further in
Chapter 3 where we outline a possible framework for assessment,
but here we make the point that the main ethical consideration is to
make values explicit. Counsellors actively look for psychologicalmindedness
– checking for similarities in values – but when counsellors
put their ‘selves’ on the back burner in order to give space to the
client there is a danger that they will forget to explore important
differences between themselves and clients which may affect understanding.
Differences and similarities involve complex power relationships,
the source of the various ‘isms’.
The ‘isms’
It is clear that some ‘isms’ are more powerful than others at various
times.Although counsellors will be aware of the oppressions affecting
them personally,we would suspect that in relation to other ‘isms’ they
are most likely to have undertaken race-awareness training – most of
26 Assessment in Counselling

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

ditujukan bervariasi sesuai dengan model konseling yang digunakan, dengan beberapa
merangkul sebagai bagian penting dari proses terapi.
konseling psikodinamik, misalnya, mengambil masalah dengan argumen
untuk komunikasi lebih setara dengan alasan bahwa hal itu tidak mendorong
regresi:
Dengan banyak pasien pengalaman ketergantungan benar-benar penting untuk
penyembuhan apapun untuk mengambil tempat. . . Jauh dari latihan dalam kekuasaan, sering
membuat terapis yang dapat memenuhi pasien mereka pada tingkat perasaan merasa tidak berdaya
sendiri. (. Bravesmith 2001, p 509)
Namun, kebanyakan model konseling bertujuan untuk mencegah ketergantungan,
khususnya terapi singkat (lihat, misalnya, Barrett-Kruse, 1994,
pp.109-15;. Dryden, 1998, hlm 143- 4), tetapi hanya sedikit ketidakseimbangan kekuatan alamat
di stage.This penilaian ini terutama karena informed consent
sulit bagi klien untuk latihan sampai mereka telah mengalami rasa
konseling, meskipun pendekatan solusi yang berfokus menekankan
memberikan klien jujur, umpan balik tanpa hambatan dan menunjuk mereka sebagai
ahli dalam kehidupan mereka sendiri (lihat, misalnya, O'Connell, 2001, hal. 5).
Josselson (1996) menunjukkan bahwa cara yang berguna untuk mengatasi etis
masalah yang timbul dari ketidakseimbangan kekuasaan dalam penciptaan terapi
hubungan adalah untuk memulai dengan cara yang sama sebagai salah satu akan di kualitatif
penelitian yang, sama, memiliki potensi untuk mengganggu
kehidupan intim rakyat. Hubungan antara keharusan etis
baik penelitian kualitatif dan konseling dibahas lebih lanjut dalam
Bab 3 di mana kita menguraikan kerangka kemungkinan untuk penilaian,
tetapi di sini kita membuat titik bahwa pertimbangan etika utama adalah untuk
membuat nilai-nilai eksplisit. Konselor aktif mencari psychologicalmindedness
- memeriksa kesamaan nilai - tapi ketika konselor
menempatkan 'diri' mereka di bagian belakang kompor untuk memberikan ruang kepada
klien ada bahaya bahwa mereka akan lupa untuk mengeksplorasi penting
perbedaan antara mereka dan klien yang mungkin mempengaruhi pemahaman.
Perbedaan dan persamaan melibatkan hubungan kekuasaan yang kompleks,
sumber dari berbagai 'isme'.
The 'isme'
Jelas bahwa beberapa 'isme-isme' adalah lebih kuat daripada yang lain di berbagai
konselor waktu.Meskipun akan menyadari penindasan yang mempengaruhi
mereka secara pribadi, kita akan menduga bahwa dalam kaitannya dengan yang lain 'isme' mereka
yang paling mungkin telah dilakukan pelatihan balap kesadaran - sebagian besar dari
26 Penilaian dalam Konseling