Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
AbstrakMeskipun perpajakan secara umum diterima menjadi masalah yang menjadi perhatian nasional, meningkatkan perhatian dibayar untuk upaya-upaya internasional di penurut dan pembakuan sistem perpajakan internasional. Dalam ekonomi global mana batas-batas nasional menjadi kurang penting untuk kegiatan ekonomi, pergeseran dalam fokus itu hanya sesuai. Untuk berurusan dengan berganda sebagai penghalang untuk perdagangan dan investasi, perjanjian perpajakan dinegosiasikan antara negara-negara untuk memungkinkan diprediksi pajak untuk perusahaan dan individu yang mengejar kegiatan ekonomi di luar batas negara. Konvensi pajak Model, yang diterbitkan secara berkala oleh organisasi untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD), adalah salah satu dokumen terpenting untuk memadankan sistem perpajakan internasional, dan memberikan dasar untuk negosiasi antara negara.The aim of this thesis is to investigate how and why the Model Tax Convention has become an important tool internationally, despite the limited membership of the OECD. It finds that through a strategy of portraying the Model Tax Convention as the obvious choice for policy-makers, the OECD has legitimated the Model. However, this strategy has not had the desired effect on states, which do not necessarily adhere to the propositions encouraged by the OECD. Rather, states seem to make reservations towards the Model Tax Convention if they feel that its content does not satisfy their self-interests. This thesis furthermore finds that, depending on the countries negotiating, the outcome of negotiations over taxation treaties is determined by either the most powerful state or by moral considerations.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..