Biwar dan Naga Suatu hari, orang-orang dari desa Mimika sangat sibuk. Mereka menyiapkan dua belas perahu dan berangkat pada perjalanan untuk menemukan sagu (makanan tradisional masyarakat di pulau Papua). Setelah tiga hari, kapal mereka diisi dengan sagu. Tapi dalam perjalanan mereka kembali ke desa, mereka diserang oleh seekor naga. Ekor naga menyebabkan gelombang besar di sungai. Sebagian besar penduduk desa tenggelam, tapi ada seorang wanita yang berhasil menyelamatkan diri. Dia menggantung ke log pohon dan akhirnya tiba di suatu negeri. Wanita itu adalah satu-satunya yang selamat dari insiden tersebut. Dia hamil. Perahu patah sehingga dia tidak bisa kembali ke desa. Wanita itu kemudian tinggal di hutan dekat sungai. Kemudian ia melahirkan seorang putra. Dia bernama anaknya Biwar. Ia dibesarkan sebagai pemburu terampil. Dia bisa membuat berbagai senjata, mengatur perangkap untuk menangkap binatang, dan menyediakan makanan yang cukup bagi mereka berdua. Suatu hari ia membawa beberapa ikan untuk makanan mereka. Ketika ibunya melihatnya membawa ikan, dia bertanya di mana Biwar punya mereka. Dia mengatakan itu dari sungai. Sang ibu masih takut naga, jadi dia melarang Biwar untuk pergi dekat sungai lagi. Dia juga bercerita tentang ayahnya dan penduduk desa yang dibunuh oleh naga, "Ayahmu dibunuh oleh naga. Saya satu-satunya selamat dari insiden tersebut. Itulah mengapa kita hidup sendirian di sini, Son." Biwar kemudian memutuskan berburu naga sehingga ia dan ibunya bisa kembali ke desa. Dia memasang perangkap di dekat sungai. Kemudian ia membuat beberapa kebisingan dengan memainkan tifa (drum tradisional). Tertarik dengan kebisingan, naga datang ke Biwar. Ketika naga mulai menyerang, Biwar menarik tali yang dikaitkan dengan perangkap nya, melepaskan tombak yang melanda kepala naga langsung. Naga tewas seketika. Biwar kemudian datang ke ibunya dan menceritakan tentang kematian naga. Keesokan harinya
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
