Looking at the figures in the infla

Looking at the figures in the inflation/exchange rate schedule in absolute terms (Table 1) it is observed that for most of the period (1986–1995), inflation rate was increasing as exchange rate was increasing in absolute values. From this observed relationship, it is clear that this kind of variation in exchange rate affects the rate of inflation positively. It is also noted that since a problem created by appreciation in a currency can best be solved by depreciation of the currency, it is not completely out of place to agree with the earlier conclusion recommending flexible exchange rate as an anti-inflationary measure.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Melihat angka-angka dalam jadwal tingkat inflasi asing secara absolut (Tabel 1) hal ini mengamati bahwa untuk sebagian besar periode (1986-1995), inflasi meningkat sebagai nilai tukar meningkat dalam nilai-nilai mutlak. Dari ini mengamati hubungan, itu jelas bahwa variasi dalam kurs semacam ini mempengaruhi tingkat inflasi positif. Perlu juga dicatat bahwa karena masalah yang dibuat oleh penghargaan dalam mata uang dapat terbaik diselesaikan oleh depresiasi mata uang, tidaklah benar-benar keluar dari tempatnya untuk setuju dengan kesimpulan awal merekomendasikan kurs fleksibel sebagai tindakan anti-inflasi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Melihat angka-angka dalam jadwal inflasi tingkat / tukar secara absolut (Tabel 1) teramati bahwa untuk sebagian besar periode (1986-1995), tingkat inflasi meningkat nilai tukar meningkat dalam nilai absolut. Dari hubungan yang diamati ini, jelas bahwa jenis variasi dalam nilai tukar mempengaruhi tingkat inflasi positif. Hal ini juga mencatat bahwa sejak masalah yang diciptakan oleh apresiasi mata uang terbaik dapat diselesaikan dengan depresiasi mata uang, tidak benar-benar keluar dari tempat untuk setuju dengan kesimpulan sebelumnya merekomendasikan nilai tukar yang fleksibel sebagai tindakan anti-inflasi.