Another criticism of TT is that it

Another criticism of TT is that it is unrealistic and may even have obstructed AI progress insofar
it is concerned with disembodied intelligence. As we will see in the sequel, many thinkers have
concluded that disembodied artifacts with human-level intelligence are a pipe dream—practically
impossible to build, if not downright conceptually absurd. Accordingly, Harnad (1991) insists that
sensorimotor capability is required of artifacts that would spell success for AI, and he proposes
the Total TT (TTT) as an improvement over TT. Whereas in TT a bodiless computer program
could, at least in principle, pass, TTT-passers must be robots able to operate in the physical
environment in a way that is indistinguishable from the behaviors manifested by embodied human
persons navigating the physical world.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Lain kritik TT adalah bahwa itu tidak realistis dan mungkin bahkan telah menghalangi kemajuan AI sejauhHal ini berkenaan dengan berwujud intelijen. Seperti yang akan kita lihat dalam sekuel, memiliki banyak pemikirmenyimpulkan bahwa berwujud artefak dengan kecerdasan manusia tingkat adalah mimpi pipa — praktistidak mungkin untuk membangun, jika tidak benar-benar secara konseptual absurd. Dengan demikian, Harnad (1991) menegaskan bahwasensorimotor kemampuan diperlukan dari artefak yang akan mengeja sukses bagi AI, dan ia mengusulkanTotal TT (TTT) sebagai perbaikan atas TT. Sedangkan di TT bertubuh komputer programbisa, setidaknya pada prinsipnya, lulus, TTT-pejalan kaki harus robot mampu beroperasi dalam bentuk fisiklingkungan dengan cara yang tidak bisa dibedakan dari perilaku yang diwujudkan oleh diwujudkan manusiaorang-orang menjelajahi dunia fisik.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kritik lain dari TT adalah bahwa hal itu tidak realistis dan bahkan mungkin telah menghalangi kemajuan AI sepanjang
itu berkaitan dengan kecerdasan tanpa tubuh. Seperti yang akan kita lihat dalam sekuel, banyak pemikir telah
menyimpulkan bahwa artefak tanpa tubuh dengan tingkat manusia intelijen pipa mimpi-praktis
tidak mungkin untuk membangun, jika tidak benar-benar konseptual masuk akal. Dengan demikian, Harnad (1991) menegaskan bahwa
kemampuan sensorimotor diperlukan artefak yang akan mantra sukses untuk AI, dan ia mengusulkan
Total TT (TTT) sebagai perbaikan dari TT. Sedangkan di TT program komputer bertubuh
bisa, setidaknya pada prinsipnya, lulus, TTT-orang yang lewat harus robot mampu beroperasi dalam fisik
lingkungan dengan cara yang tidak dapat dibedakan dari perilaku dimanifestasikan oleh manusia diwujudkan
orang menavigasi dunia fisik.