He turned, the strain of the day sh

He turned, the strain of the day showing in the fine wrinkles along the corners of his eyes and mouth. He gestured for Adam to leave, watching until he did, and then he crossed to me. I wanted to touch him, to tell him everything was going to work out, but I wasn’t sure I had earned that right just yet. After our conversation in the garden last night, he disappeared and I didn’t see him again until I came downstairs for breakfast. And then he was quiet and tense, staring at his iPad and refusing to even acknowledge my presence. So, was it any wonder I was afraid to touch him now?
He pressed his hands to my belly, molding them to the firm roundness of it. His hands were warm through the thin material of my linen blouse. I almost expected the babies to respond to his touch, to offer a few strong kicks, but I hadn’t felt them move since I climbed out of bed this morning.
“How did your meeting go?” I asked.
He shook his head. “Don’t really want to talk about it.”
“Okay.”
His eyes moved up to mine. “You’re okay with that?”
I shrugged, and was about to say something along the lines of, “Why shouldn’t I be?” when he suddenly kissed me. I moved into him and deepened the kiss, loving the feel of his lips on mine. I could really get used to this, the feel of this man tugging me into his arms, kissing me like it was the last time he would ever kiss a woman. Everything that was going on, everything that was on my mind, it was nice to forget about it all for a few, hot moments.
Nicolas buried his fingers in my hair and tugged me close against him. It was a kiss like none other. There was something different about him, about the way he touched me. There was none of that sense of indifference that had set the tone of our interactions before. He might pretend it didn’t matter to him, but I could feel the change in his kiss, in the way he looked at me, in the way he cradled my body against his.
Nicolas was a man who’d never had the kind of love I got from my mom and Constance and all of their friends and extended family. He was never a part of something, of family. And just as he was on the verge of getting just a small piece of that particular pie, everything imploded. Was it any wonder he held me the way he did?
But if I gave him what he wanted, what would that mean for me?

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dia berbalik, ketegangan hari menunjukkan di kerutan halus di sepanjang sudut mata dan mulutnya. Dia memberi isyarat untuk Adam untuk pergi, menonton sampai ia lakukan, dan kemudian dia menyeberang ke saya. Aku ingin menyentuhnya, untuk memberitahukan segalanya akan bekerja keluar, tapi aku tidak yakin aku telah mendapatkan hak dulu. Setelah percakapan kami di taman tadi malam, ia menghilang dan aku tidak melihatnya lagi sampai saya datang turun untuk sarapan. Dan kemudian dia tenang dan tegang, menatap iPad dan menolak untuk bahkan mengakui keberadaan saya. Jadi, itu mengherankan saya takut untuk menyentuhnya sekarang?
Dia menekan tangannya ke perut saya, molding mereka ke kebulatan perusahaan itu. Tangannya yang hangat melalui bahan tipis blus linen saya. Aku hampir diharapkan bayi untuk menanggapi sentuhannya, untuk menawarkan tendangan yang kuat beberapa, tapi saya tidak merasa mereka bergerak karena aku turun dari tempat tidur pagi ini.
"Bagaimana pertemuannya?" Tanya saya.
Dia menggeleng . "Tidak benar-benar ingin berbicara tentang hal itu."
"Oke."
Matanya pindah ke tambang. "Kau baik-baik saja dengan itu?"
Aku mengangkat bahu, dan hendak mengatakan sesuatu di sepanjang baris, "Mengapa tidak harus saya?" Ketika ia tiba-tiba menciumku. Aku pindah ke dia dan memperdalam ciumannya, mencintai nuansa bibirnya di bibirku. Aku bisa benar-benar terbiasa dengan ini, nuansa pria ini menarik-narik saya ke dalam pelukannya, mencium saya seperti itu adalah terakhir kalinya ia akan pernah mencium seorang wanita. Segala sesuatu yang terjadi, segala sesuatu yang ada di pikiran saya, itu bagus untuk melupakan itu semua untuk beberapa, saat panas.
Nicolas dimakamkan jari-jarinya di rambut saya dan menarik saya dekat terhadap dirinya. Itu ciuman seperti tidak lain. Ada sesuatu yang berbeda tentang dia, tentang cara dia menyentuhku. Ada tidak ada yang rasa ketidakpedulian yang mengatur nada dari interaksi kita sebelumnya. Dia mungkin berpura-pura tidak peduli dia, tapi aku bisa merasakan perubahan ciumannya, dengan cara ia menatapku, dengan cara dia memeluk tubuhku melawan nya.
Nicolas adalah orang yang tidak pernah memiliki jenis yang dari cinta saya dapatkan dari ibu saya dan Constance dan semua teman-teman dan keluarga. Dia tidak pernah menjadi bagian dari sesuatu, keluarga. Dan sama seperti ia berada di ambang mendapatkan hanya sepotong kecil dari yang pie tertentu, semuanya meledak. Apakah mengherankan dia memelukku seperti yang ia lakukan?
Tapi jika saya memberinya apa yang dia inginkan, apa artinya bagi saya?