Most of these studies focused on pr

Most of these studies focused on prevalence in cattle in
the central highlands of Ethiopia. However, little data on
human and animal TB is available from the major pastoralist
areas in South-East Ethiopia, particularly from the
Somali Region, which are often difficult to access also due
to insecurity. Few studies have been conducted in southern
Ethiopia. The abattoir bTB prevalence of Borana pastoralist
cattle was 4% (Demelash et al. 2009), individual comparative
intradermal tuberculin test prevalences were 0.8% in
cattle of Hamer pastoralists in South Omo (Tschopp et al.
2010b) and 4.4% among Guji-Boran pastoralist cattle
(Gumi et al. 2011). It appears that the prevalence of bTB in
pastoral areas of Southern Ethiopia is relatively low.
However, since pastoralists live in close proximity with
their animals, animal-to-human transmission of bTB might
still be significant. The potential of transmission of zoonotic
TB in South-East Ethiopia was unknown. The
objectives of this study were first to assess the presence of
M. bovis among human TB patients and to describe
mycobacterial strains circulating in South-East Ethiopian
pastoralists and their livestock using a ‘‘One health’’
approach, studying human and livestock hosts simultaneously
(Zinsstag et al. 2009). Second, data from this study
should then be compared with the overall epidemiological
situation in Ethiopia.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Sebagian besar studi ini difokuskan pada prevalensi ternak didataran tinggi tengah Ethiopia. Namun, sedikit data padaTB manusia dan hewan tersedia dari pastoralist utamadaerah di selatan-timur Etiopia, terutama dariWilayah Somalia, yang seringkali sulit untuk mengakses juga karenaterhadap kerawanan. Beberapa penelitian telah dilakukan di SelatanEthiopia. Kawalan bTB prevalensi Borana pastoralistternak adalah 4% (Demelash et al. 2009), individu komparatifprevalences intradermal tuberculin tes itu 0,8% diternak Hamer penggembala di Selatan Omo (Tschopp et al.2010b) dan 4,4% antara Guji-Boran pastoralist ternak(Gumi et al. 2011). Tampaknya bahwa prevalensi bTB dipastoral daerah Ethiopia Selatan relatif rendah.Namun, karena penggembala yang tinggal dekat denganhewan, hewan-ke-manusia transmisi bTB mungkinmasih menjadi signifikan. Potensi transmisi zoonosisTB di selatan-timur Etiopia itu tidak diketahui. TheTujuan dari studi ini adalah pertama kali untuk menilai adanyaM. bovis antara manusia TB pasien dan untuk menggambarkanmikobakteri strain yang beredar di Ethiopia Selatan-Timurpenggembala dan ternak mereka menggunakan '' One health''pendekatan, belajar manusia dan ternak host secara bersamaan(Zinsstag et al. 2009). Kedua, data dari studi inikemudian dapat dibandingkan dengan keseluruhan epidemiologisituasi di Ethiopia.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sebagian besar penelitian ini difokuskan pada prevalensi pada sapi di
dataran tinggi tengah Ethiopia. Namun, sedikit data tentang
TB manusia dan hewan tersedia dari pastoralist besar
wilayah di Tenggara Ethiopia, terutama dari
Somalia Daerah, yang sering sulit diakses juga karena
ketidakamanan. Beberapa penelitian telah dilakukan di selatan
Ethiopia. Tempat pemotongan BTB prevalensi Borana penggembala
ternak adalah 4% (Demelash et al. 2009), individu perbandingan
prevalensi uji intradermal tuberkulin adalah 0,8% di
ternak dari Hamer penggembala di South Omo (Tschopp et al.
2010b) dan 4,4% di antara Guji-Boran sapi penggembala
(Gumi et al. 2011). Tampaknya bahwa prevalensi BTB di
daerah pastoral Southern Ethiopia relatif rendah.
Namun, karena peternak tinggal di dekat dengan
hewan mereka, transmisi hewan ke manusia dari BTB mungkin
masih signifikan. Potensi penularan zoonosis
TB di Tenggara Ethiopia tidak diketahui. The
Tujuan dari penelitian ini adalah pertama untuk menilai keberadaan
M. bovis antara pasien TB manusia dan untuk menggambarkan
strain mikobakteri beredar di Ethiopia Tenggara
penggembala dan ternak mereka menggunakan '' 'Satu kesehatan'
pendekatan, mempelajari host manusia dan ternak secara bersamaan
(Zinsstag et al. 2009). Kedua, data dari penelitian ini
kemudian harus dibandingkan dengan epidemiologi keseluruhan
situasi di Ethiopia.