( He misses it. ) He misses it. Mis

( He misses it. ) He misses it. Misses that lithe body on him. Those warm hugs when
he gets back from work. Misses those innocent brown eyes, those irresistibly soft lips
giving him playful light kisses whenever the other felt like giving. Missed that scent
that's uniquely him. He misses his angel so much he doesn't even know if he could
still live through another day. But he tries. He tries hard enough to surprisingly go
through it.
He pads through his eerie apartment. Loosens his tie and then shucks off his jacket. He goes straight
to his bedroom, picks up the t-shirt that
belonged to him and sniffs it, clings to it like his life depended on it. Well, maybe it is. For it's the
only thing that reminds him of him. He lays back on his cold bed not even bothering removing his
shoes and hugs the shirt tightly to his chest, drifting off to slumber not before a tear escaped his
eyes his name coming out of his lips.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

(Dia merindukan itu.) Ia merindukan itu. merindukan bahwa tubuh lentur pada dirinya. mereka pelukan hangat ketika
dia kembali dari kerja. merindukan mata cokelat polos, bibir tak tertahankan lembut
memberinya ciuman ringan menyenangkan setiap kali yang lain merasa seperti memberikan. merindukan bahwa aroma
yang unik dia. ia merindukan malaikat-Nya sehingga dia bahkan tidak tahu apakah dia bisa
masih tinggal melewati satu hari lagi. tapi ia mencoba.ia berusaha keras cukup mengejutkan pergi melalui itu
.
ia bantalan melalui apartemen menakutkan nya. mengendur dasinya dan kemudian kampret jaketnya. dia langsung
ke kamar tidurnya, mengangkat t-shirt yang
miliknya dan hirupan itu, menempel seperti hidupnya tergantung pada hal itu. Yah, mungkin itu. untuk itu satu-satunya
yang mengingatkan dia tentang dia.ia meletakkan kembali di tempat tidur dingin bahkan mengganggu melepas sepatu
dan pelukan kemeja erat dadanya, hanyut untuk tidur tidak sebelum air mata lolos mata
nya namanya keluar dari bibirnya.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

(Ia merindukan itu.) Ia merindukan itu. Melewatkan tubuh yang lentur kepadanya. Mereka hangat pelukan ketika
dia mendapat kembali dari kerja. Merindukan mata cokelat yang tidak bersalah, bibir tertahankan lembut
memberinya menyenangkan cahaya ciuman setiap kali yang lain merasa seperti memberi. Merindukan bahwa aroma
itulah unik kepadanya. Ia merindukan malaikatnya begitu banyak dia bahkan tidak tahu jika dia bisa
masih hidup melalui hari lain. Tapi ia mencoba. Ia mencoba cukup keras untuk mengejutkan pergi
melalui itu
ia bantalan melalui apartemennya yang menakutkan. Mengendur dasi dan kemudian kampret dari jaket. Dia pergi lurus
ke kamar tidurnya mengambil t-shirt yang
yang dimilikinya dan mengendus itu, menempel seperti hidupnya tergantung pada hal itu. Yah, mungkin itu adalah. Untuk itu
hanya hal yang mengingatkan kepadanya tentang dirinya. Dia meletakkan kembali di tempat tidurnya dingin bahkan tidak repot-repot mengeluarkan nya
sepatu dan pelukan kemeja ketat ke dadanya, melayang ke tidur tidak sebelum air mata melarikan diri Nya
mata namanya keluar dari bibirnya.