Language could be central to these

Language could be central to these arguments because by the
mid-nineteenth century language came to be seen as crucially unaffected by
human will, individual intent, or the particularities of social life
(Formigari, 1985; Taylor, 1990). Although Saussure's argument for a
"science of language" that would be divorced from the everyday
speech of its speakers is today the most familiar of these formulations,
earlier approaches that differed sharply in other ways nevertheless shared
this view of language's independence. To them, languages were natural
objects, consequences of spiritual or even biological differences between
populations.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Bahasa bisa menjadi sentral untuk argumen ini karena olehpertengahan abad kesembilan belas bahasa datang untuk dilihat sebagai krusial tidak terpengaruh olehkehendak manusia, niat individu atau lokan kehidupan sosial(Formigari, 1985; Taylor, 1990). Meskipun Saussure's argumen untuk"ilmu bahasa" yang akan bercerai dari sehari-haripidato penutur adalah hari paling akrab formulasi ini,pendekatan awal yang berbeda tajam dengan cara lain tetap bersamapandangan ini bahasa kemerdekaan. Mereka adalah bahasa alamiobjek, konsekuensi rohani atau bahkan biologis perbedaan antarapopulasi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Bahasa bisa menjadi pusat argumen ini karena pada
pertengahan abad XIX bahasa abad datang untuk dilihat sebagai krusial terpengaruh oleh
kehendak manusia, niat individu, atau kekhasan kehidupan sosial
(Formigari, 1985; Taylor, 1990). Meskipun argumen Saussure untuk
"ilmu bahasa" yang akan bercerai dari sehari-hari
pidato speaker adalah hari yang paling akrab dari formulasi ini,
pendekatan sebelumnya yang berbeda tajam dengan cara lain namun bersama
pandangan ini kemerdekaan bahasa ini. Bagi mereka, bahasa yang alami
benda, konsekuensi dari perbedaan spiritual atau bahkan biologis antara
populasi.