Galungan di Bali adalah hari simbol merayakan kemenangan dharma melawan adharma. Pada hari Galungan di desa saya orang-orang biasanya memiliki banyak kegiatan. Seperti menghias candi, membuat penjor, masak, dan berdoa di kuil. Salah satu kegiatan yang saya lakukan adalah juru masak. Saya sangat suka masak, karena itu adalah hobi saya. Ketika Penampahan Galungan hari saya dan keluarga saya memasak daging babi, ada beberapa makanan yang kita masak. Seperti lilit sate, tum bungkil, dan Urutan. Pertama saya, paman saya dan kakak saya membuat lilit sate bersama-sama. Saya sangat baik dalam membuat sate lilit karena sejak kecil saya sudah diajarkan untuk membuat sate lilit oleh ayah saya. Sate lilit adalah makanan tradisional Bali. Sarana lilit sate yang babi, kelapa parut, dan rempah-rempah Bali. Semua bahan dicampur ke dalam adonan. Kemudian adonan lilit sate memutar di tongkat bambu. The lilit sate terakhir saya panggang sampai sudah makan. Setelah itu kami membuat makanan kedua, yaitu bungkil tum. Tum bungkil adalah teraditional makanan Bali, bahan dari tum bungkil adalah daging babi, bungkil, dan rempah-rempah Bali. Bungkil adalah umbi dari pohon pisang. Semua bahan dicampur, kemudian dibungkus daun pisang. setelah itu saya kukus yang bungkil tum sampai matang. berikutnya kami membuat makanan terakhir, yaitu Urutan. Urutan adalah sosis dari Bali, sarana Urutan adalah babi usus, daging babi, dan rempah-rempah Bali. Yang pertama saya terikat salah satu ujung usus, dan kemudian babi dicampur dengan rempah-rempah Bali. Setelah itu campuran dimasukkan ke dalam usus babi, maka saya terikat akhir lain dari usus dengan tali. Yang terakhir saya goreng Urutan sampai matang.
Setelah semua makanan sudah makan, maka saya dan keluarga saya makan bersama-sama. Rupanya makanan sangat delicius. Saya sangat senang dengan keluarga saya, dan itu momen yang tak terlupakan bagi saya.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
