where θ takes the values between 0

where θ takes the values between 0 and 1 in theory [1,7]. In the simplest case, the
inertia function can be taken as a constant, typically θ ≈ 0.5 ∼ 0.9. This is equivalent
to introducing a virtual mass to stabilize the motion of the particles, and thus the
algorithm is expected to converge more quickly.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

mana θ mengambil nilai-nilai antara 0 dan 1 dalam teori [1,7]. Dalam kasus yang paling sederhana,inersia fungsi dapat diambil sebagai konstan, biasanya θ ≈ 0,5 ∼ 0,9. Ini setarauntuk memperkenalkan massa virtual untuk menstabilkan gerakan partikel, dan dengan demikianalgoritma diharapkan untuk bertemu lebih cepat.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

di mana θ mengambil nilai antara 0 dan 1 dalam teori [1,7]. Dalam kasus yang paling sederhana, yang
fungsi inersia dapat diambil sebagai konstan, biasanya θ ≈ 0,5 ~ 0,9. Ini setara
dengan memperkenalkan massa virtual untuk menstabilkan gerak partikel-partikel, dan dengan demikian
algoritma diharapkan untuk berkumpul lebih cepat.