Most common morbidity was cardiovas

Most common morbidity was cardiovascular disease comprising
62 cases out of 156 followed by central nervous system disorders
comprising of 28 cases [Table 1]. Amongst cardiovascular
diseases (n = 62), acute coronary syndrome (ACS) was the
most common diagnosis consisting about 35 (56%) followed by
congestive heart failure 11 (17%) [Figure 1].
Drug use pattern
A total of 156 patients received 1635 drugs, number of drugs
prescribed per patient being 9.99 ± 2.55 (mean ± standard
deviation). The common drug groups used are shown
in Table 2. The most frequently prescribed drugs were
5-hydroxytryptamine 3 (5-HT3) receptor antagonist
ondansetron 135 (86.53%) and proton pump inhibitor (PPI)
pantoprazole 133 (85.25%) followed by furosemide
68 (43.58%) [Figure 2]. Approximately, 116 (74%) of
patients received antimicrobials and the third generation
cephalosporin, ceftriaxone was the most commonly prescribed
drug in 51 (32.69%) patients.
About 88% of drugs were prescribed by brand name. About
84.5% drugs belonged to national list of essential medicines
India.[12] About 57.6% drugs belonged to World Health
Organization model list of essential medicines.[13] Fixed dose
combinations comprised 8% of total drugs.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Morbiditas yang paling umum adalah penyakit kardiovaskular terdiri dari
62 kasus dari 156 diikuti oleh gangguan sistem saraf pusat
terdiri dari 28 kasus [tabel 1]. Antara kardiovaskular
penyakit (n = 62), sindrom koroner akut (ACS) ini
paling umum diagnosis terdiri sekitar 35 (56%) diikuti oleh
jantung kongestif 11 (17%) [Gambar 1].
obat menggunakan pola
Total 156 pasien menerima obat 1635, jumlah obat
diresepkan per pasien menjadi 9,99 ± 2,55 (berarti ± standar
deviasi). Kelompok obat umum yang digunakan ditampilkan
dalam tabel 2. Paling sering diresepkan obat
5-hydroxytryptamine 3 (5-HT3) antagonis reseptor
ondansetron 135 (86.53%) dan proton pompa inhibitor (PPI)
pantoprazole 133 (85,25%) diikuti oleh furosemid
68 (43.58%) [Gambar 2]. Sekitar 116 (74%) dari
antimikrobial pasien menerima dan generasi ketiga
sefalosporin, ceftriaxone yang paling sering diresepkan
obat di 51 (32.69%) pasien.
sekitar 88% dari obat yang diresepkan dengan nama merek. About
84.5% obat-obatan milik Nasional daftar obat-obatan
India.[12] sekitar 57.6% obat milik dunia kesehatan
Organisasi model daftar obat-obatan.[13] tetap dosis
kombinasi terdiri dari 8% dari total obat.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Morbiditas yang paling umum adalah penyakit kardiovaskular terdiri
62 kasus dari 156 diikuti dengan gangguan sistem saraf pusat
yang terdiri dari 28 kasus [Tabel 1]. Di antara kardiovaskular
penyakit (n = 62), sindrom koroner akut (ACS) adalah
diagnosis yang paling umum yang terdiri sekitar 35 (56%) diikuti oleh
gagal jantung kongestif 11 (17%) [Gambar 1].
pola penggunaan obat
Sebanyak 156 pasien menerima 1.635 obat, jumlah obat yang
diresepkan per pasien menjadi 9.99 ± 2.55 (rata-rata ± standar
deviasi). Kelompok obat yang umum digunakan ditunjukkan
pada Tabel 2. obat yang paling sering diresepkan adalah
5-hidroksitriptamin 3 antagonis (5-HT3) reseptor
ondansetron 135 (86.53%) dan proton pump inhibitor (PPI)
pantoprazole 133 (85,25%) diikuti oleh furosemide
68 (43.58%) [Gambar 2]. Kira-kira, 116 (74%) dari
pasien menerima antimikroba dan generasi ketiga
cephalosporin, ceftriaxone adalah yang paling sering diresepkan
obat di 51 (32.69%) pasien.
Sekitar 88% dari obat yang diresepkan oleh nama merek. Tentang
84,5% obat milik daftar obat esensial nasional
India. [12] Tentang 57,6% obat milik Kesehatan Dunia
daftar Model Organisasi obat esensial. [13] dosis tetap
kombinasi terdiri 8% dari total obat.