This study aimed to investigate the

This study aimed to investigate the causal pathways and factors associated with being involved in bullying behaviour as a bully-victim using longitudinal data from students aged 11-14 years over the transition time from primary to secondary school. Examination of bully-victim pathways suggest a critical time to intervene is prior to transition from the end of primary school to the beginning of secondary school to prevent and reduce the harm from bullying. Negative outcome expectancies from bullying perpetration were a significant predictor of being a bully-victim at the end of the
first year of secondary school. The findings show an association between peer support, connectedness to school, pro-victim attitudes, outcome expectancies and level of bullying involvement. Implications for intervention programs are discussed.
Keywords: bully-victim, peer support, pro-victim attitudes, connectedness, outcome expectancies

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kausal jalur dan faktor-faktor yang berhubungan dengan terlibat dalam kelakuan menggertak sebagai pengganggu-korban menggunakan longitudinal data dari siswa yang berusia 11-14 tahun selama waktu transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah. Pemeriksaan pengganggu-korban jalur menyarankan waktu yang kritis untuk campur tangan sebelum transisi dari akhir SD ke awal sekolah menengah untuk mencegah dan mengurangi kerugian dari bullying. Harapan hasil negatif dari bullying perpetration adalah prediktor signifikan menjadi pengganggu-korban pada akhirtahun pertama sekolah menengah. Temuan menunjukkan hubungan antara dukungan rekan, keterhubungan untuk sekolah, sikap pro korban, hasil harapan dan tingkat bullying keterlibatan. Implikasi untuk program intervensi dibahas.Kata kunci: korban-pengganggu, dukungan rekan, sikap pro korban, keterhubungan, harapan hasil

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jalur kausal dan faktor yang terkait dengan terlibat dalam perilaku bullying sebagai pengganggu-korban menggunakan data longitudinal dari siswa berusia 11-14 tahun selama waktu transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah. Pemeriksaan jalur bully-korban menunjukkan saat yang kritis untuk intervensi lebih awal transisi dari akhir sekolah dasar sampai awal sekolah menengah untuk mencegah dan mengurangi bahaya dari bullying. Harapan hasil negatif dari intimidasi perbuatan adalah prediktor signifikan menjadi pengganggu-korban di akhir
tahun pertama sekolah menengah. Temuan menunjukkan hubungan antara dukungan sebaya, keterhubungan ke sekolah, sikap pro-korban, hasil harapan dan tingkat keterlibatan bullying. Implikasi untuk program intervensi yang dibahas.
Kata kunci: bully-korban, dukungan sebaya, sikap pro-korban, keterhubungan, hasil harapan