Once back at my apartment, Cameron

Once back at my apartment, Cameron opens the door to let me out. “Thank you for everything Corinna,” Wilson says and he takes hold of my hand. I think he's going to shake it just like he shook hands to take his leave from those four businessmen. But he doesn't. He lifts my fingers up to his lips and places a butterfly light touch of a kiss on the back of my hand.
“Goodnight,” he says.
My insides flutter. “Goodnight.”
That gesture throws me a little. I know it meant nothing at all to him. But the touch of his lips on my hand could have melted ice. I felt the warmth right up my arm.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Setelah kembali di apartemen saya, Cameron membuka pintu untuk membiarkan saya keluar. "Terima kasih untuk segalanya Corinna," kata Wilson dan ia mengambil memegang tangan saya. Saya pikir dia akan goyang itu sama seperti ia berjabat tangan untuk mengambil pergi dari pengusaha empat orang. Tapi dia tidak. Ia mengangkat jari saya ke bibirnya dan menempatkan sentuhan ringan kupu-kupu ciuman pada punggung tangan saya."Goodnight," katanya.Perutku berdebar-debar. "Goodnight."Gerakan melempar saya sedikit. Aku tahu itu berarti apa-apa sama sekali kepadanya. Tapi sentuhan bibirnya di tanganku bisa meleleh es. Aku merasa kehangatan kanan atas lengan saya.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Setelah kembali di apartemen saya, Cameron membuka pintu untuk membiarkan saya keluar. "Terima kasih untuk segalanya Corinna," Wilson mengatakan dan ia mengambil memegang tanganku. Saya pikir dia akan kocok seperti dia berjabat tangan untuk mengambil cuti nya dari empat pengusaha. Tapi dia tidak. Dia mengangkat jari saya ke bibirnya dan menempatkan sentuhan ringan kupu-kupu dari ciuman di punggung tangan saya.
"Selamat malam," katanya.
Perutku flutter. "Selamat malam."
Langkah itu melempar saya sedikit. Aku tahu itu berarti apa-apa baginya. Tapi sentuhan bibirnya di tangan saya bisa memiliki es meleleh. Aku merasakan kehangatan hak lengan saya.