With Xun Er and Xiao Yan, this pair

With Xun Er and Xiao Yan, this pair who attracted stares, the entire stadium’s gazes were naturally instantly shifted over to them.

After sitting down at his designated seat, Xiao Yan brows suddenly twitched while conversing with Xun Er. He seemed to have sensed something as he raised his head and threw his gaze toward the viewing gallery on the opposite side. At that spot, which was an excellent viewing location, a white-clothed Bai Shan was standing, while holding his hands together. Seeing Xiao Yan’s gaze looking over, the corner of his mouth was lifted into a faint, cold smile. His palm was on the guardrail in front of him, and his finger did a very obscure provoking action toward Xiao Yan.

Xiao Yan eyes narrowed as he eyed the white-clothed, extremely handsome, jade tree like Bai Shan. He smiled faintly as a thread of a cold glint flashed across his lowered, dark, black pupils. He had never boasted that he was a good person. Since the other party has provoked him repeatedly, then he would act in accordance with him…

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Xun Er dengan Xiao Yan, pasangan ini yang menarik tatapan, memandang ke seluruh Stadion alami langsung dipindah atas mereka.Setelah duduk di kursinya Ruangan Khusus, Xiao Yan alis tiba-tiba twitched sementara bercakap-cakap dengan Xun Er. Dia tampaknya merasakan sesuatu seperti dia mengangkat kepala dan melemparkan dengan tatapan ke arah galeri di sisi berlawanan. Di tempat itu, yang merupakan lokasi yang sangat baik melihat, Bai Shan berpakaian putih berdiri, sambil memegang tangan bersama-sama. Melihat Xiao Yan tatapan melihat dari atas, sudut mulutnya diangkat menjadi senyum pingsan, dingin. Telapak tangannya pada pagar pembatas di depannya, dan jarinya melakukan tindakan merangsang pemikiran yang sangat jelas terhadap Xiao Yan.Xiao Yan mata mempersempit karena ia bermata berpakaian putih, sangat tampan, jade pohon seperti Bai Shan. Dia tersenyum samar-samar sebagai benang dari kilatan dingin yang melintas di murid-muridnya menurunkan, gelap, hitam. Dia tidak pernah telah membual bahwa ia adalah orang yang baik. Karena pihak lain telah memicu dia berulang kali, maka ia akan bertindak sesuai dengan dia...

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dengan Xun Er dan Xiao Yan, pasangan ini yang menarik tatapan, tatapan seluruh stadion yang secara alami langsung bergeser ke arah mereka. Setelah duduk di kursinya yang ditunjuk, Xiao Yan alis tiba-tiba mengejang saat bercakap-cakap dengan Xun Er. Ia tampaknya telah merasakan sesuatu saat ia mengangkat kepalanya dan melemparkan pandangannya ke arah galeri melihat pada sisi yang berlawanan. Di tempat itu, yang merupakan lokasi pandang yang sangat baik, putih-berpakaian Bai Shan berdiri, sambil memegang tangannya. Melihat tatapan Xiao Yan melihat dari atas, sudut mulutnya diangkat menjadi samar, senyum dingin. Telapak tangannya berada di pagar pembatas di depannya, dan jarinya melakukan tindakan memprovokasi yang sangat jelas terhadap Xiao Yan. Mata Xiao Yan menyipit saat ia menatap, pohon giok putih berpakaian, sangat tampan seperti Bai Shan. Dia tersenyum samar sebagai benang dari kilatan dingin melintas di diturunkan, gelap, pupil hitam. Dia tidak pernah membual bahwa dia adalah orang yang baik. Karena pihak lain telah memprovokasi dia berulang kali, maka dia akan bertindak sesuai dengan dia ...