A THEOLOGICAL ASSESSMENT OF DANIEL

A THEOLOGICAL ASSESSMENT OF DANIEL 9

[h.144-145] The deterministic outlook of Daniel and the other biblical apocalyptic texts has been discussed in a preliminary manner in connection with chapter 7. Let us now enlarge that discussion by acknowledging that the notion has become quite foreign to large segments of Jewish and Christian thought. Literalistic interpreters, of course, still hold to the idea of a predetermined, divine plan inexorably being worked out in history. In fact, elaborate schemes, such as that of pre-millennial dispensationalism, purport to be able to draw charts of the entire sweep of human history and, on the basis of the interpretative clues given in Scripture, to pinpoint our present location on the chart. Many, however, have rejected the notion that human history can disclose a meaningful divine plan. Human history belongs to humans, and it resonates with the clash of the human will for the preservation and enhancement of the species with the human will for self destruction. God acts in that history, all right, above all through the memory of the healing and loving ministry of Jesus Christ in the midst of the history, but also through the words of encouragement, obedience, sacrifice, and honor whispered by the Holy Spirit in human hearts. God also suffer and responds and takes new initiatives, just as we have to do all along the way.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

PENILAIAN TEOLOGI DARI DANIEL 9 [h.144-145] Prospek deterministik Daniel dan teks-teks apokaliptik alkitabiah lainnya telah dibahas secara awal sehubungan dengan pasal 7. Mari kita memperbesar diskusi yang dengan mengakui bahwa gagasan telah menjadi cukup asing bagi segmen besar pemikiran Yahudi dan Kristen. Penafsir literal, tentu saja, masih berpegang pada gagasan yang telah ditentukan, rencana ilahi tak terelakkan yang bekerja dalam sejarah. Bahkan, skema rumit, seperti yang dari dispensasionalisme pra-milenium, dimaksudkan untuk dapat menggambar bagan dari seluruh lintasan sejarah manusia dan, atas dasar petunjuk interpretatif yang diberikan dalam Alkitab, untuk menentukan lokasi kita sekarang pada grafik . Namun, banyak menolak gagasan bahwa sejarah manusia dapat mengungkapkan rencana ilahi bermakna. Sejarah manusia milik manusia, dan itu bergema dengan benturan kehendak manusia untuk pelestarian dan peningkatan spesies dengan kehendak manusia untuk kehancuran diri sendiri. Allah bertindak dalam sejarah, baik-baik, terutama melalui memori penyembuhan dan pelayanan penuh kasih Yesus Kristus di tengah-tengah sejarah, tetapi juga melalui kata-kata dorongan, ketaatan, pengorbanan, dan kehormatan berbisik oleh Roh Kudus dalam hati manusia. Tuhan juga menderita dan merespon dan mengambil inisiatif baru, sama seperti kita harus melakukan semua sepanjang jalan.