toward it; hence right and wrong va

toward it; hence right and wrong vary from person to person. Ethical statements, it is said, refer to the feelings and emotions of men and not many objective facts or realities. There are no true principles of morality and no objective standards.

The ethical relativists do not merely say that what certain persons think of as right in one place is thought to be wrong by some other persons in, another place. That is quite obvious. What they claim is that what is right at one place is wrong at another place, because there is no standard beyond human thinking'and feeling. In support of their claim. the ethical relativists are likely to appeal to the great variety of codes and practices found in the past and the present.‘ They attack absolutism and authoritarianism and attempt to show that morality is relative to human needs. That morality'is relative to human needs appears to be true; that there is no standard or basis for a morality that is applicable to all men appears to be false.“

The ethical relativists find it difficult to reconcile the development'and historical relativity of morals with the claim to any objective validity. They seem to assume that if moral judgments change they do not have any objective validity and are, therefore, subjective. We must realize, however. That if moral judgments are related to human needs, and if there are needs which are common to all men, there will be objective demands and some standards applicable to all. If the conditions of life undergo change and if there is progress in man's knowledge of himself and the world, there will be changes in his moral codes.

The author, while rejecting both authoritarianism and moral relativity, believes that there is an intermediate position which does justice to the element of truth in each of these more extreme positions. We live in a changing world where there are objective demands upon us. It is not a matter of opinion only that certain things disrupt personal and social life and are therefore condemned. And that certain other things enhance life and arerespected and almost universally approved. To be moral is to observe the conditions of-personal and social welfare as they are being progressively discovered. We shall return to these questions after we have outlined some of the main types of ethical theory.


The Ethical Standard
SINCE the time of the early Greeks and Hebrews, men have been reflecting on the principles and problems cf right and wrong. Ethical thought has expressed

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

ke arah itu; oleh karena itu benar dan salah bervariasi dari orang ke orang. Pernyataan etis, dikatakan, merujuk pada perasaan dan emosi manusia dan tidak banyak fakta objektif atau realitas. Ada prinsip-prinsip moralitas tidak benar dan ada standar objektif.Relativists etika tidak hanya mengatakan bahwa apa orang tertentu anggap sebagai tepat di satu tempat dianggap salah oleh orang lain di tempat lain. Itu cukup jelas. Apa yang mereka klaim adalah bahwa apa benar di satu tempat salah di tempat lain, karena tidak ada standar luar perasaan manusia thinking'and. Untuk mendukung klaim mereka. relativists etika cenderung menarik bagi berbagai kode dan praktek-praktek yang ditemukan di masa lalu dan kini.' Mereka menyerang absolutisme dan otoriter dan berusaha untuk menunjukkan bahwa moralitas adalah relatif terhadap kebutuhan manusia. Morality'is itu relatif terhadap kebutuhan manusia tampaknya benar; bahwa ada standar atau dasar untuk moralitas yang dapat diterapkan untuk semua orang tampaknya palsu."Studi etika relativists sulit untuk mendamaikan development'and bersejarah relativitas moral dengan klaim apapun keabsahan objektif. Mereka tampaknya menganggap bahwa jika mengubah penilaian moral mereka tidak memiliki apapun tujuan validitas dan adalah, oleh karena itu, subjektif. Kita harus menyadari, bagaimanapun. Bahwa jika penilaian moral berhubungan dengan kebutuhan manusia, dan jika ada kebutuhan yang umum bagi semua orang, akan ada tuntutan objektif dan beberapa standar berlaku untuk semua. Jika keadaan kehidupan mengalami perubahan dan jika ada kemajuan dalam pengetahuan manusia sendiri dan dunia, akan ada perubahan dalam kode moral nya.Penulis, sementara menolak otoriter dan moral relativitas, percaya bahwa ada posisi tingkat menengah yang tidak adil kepada unsur kebenaran dalam setiap posisi lebih ekstrim ini. Kita hidup dalam dunia yang berubah dunia dimana terdapat objektif tuntutan kepada kita. Hal ini tidak masalah hanya pendapat bahwa hal-hal tertentu mengganggu kehidupan pribadi dan sosial dan karena itu dihukum. Dan bahwa hal-hal tertentu meningkatkan kehidupan dan arerespected dan disetujui hampir secara universal. Untuk menjadi moral adalah untuk mengamati kondisi dari pribadi dan kesejahteraan sosial ketika mereka menjadi semakin ditemukan. Kita akan kembali ke pertanyaan-pertanyaan ini setelah kami telah diuraikan beberapa jenis utama dari teori etika.Standar etikaSEJAK masa awal Yunani dan Ibrani, orang telah reflecting pada prinsip-prinsip dan masalah cf benar dan salah. Etis berpikir telah menyatakan

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

ke arah itu; maka benar dan salah bervariasi dari orang ke orang. Pernyataan etis, dikatakan, merujuk pada perasaan dan emosi dari pria dan tidak banyak fakta objektif atau realitas. Tidak ada prinsip-prinsip yang benar moralitas dan tidak ada standar obyektif. The relativisme etis tidak hanya mengatakan bahwa apa yang orang-orang tertentu anggap sebagai benar di satu tempat yang dianggap salah oleh beberapa orang lain di, tempat lain. Itu cukup jelas. Apa yang mereka klaim adalah bahwa apa yang benar di satu tempat yang salah di tempat lain, karena tidak ada standar luar thinking'and perasaan manusia. Untuk mendukung klaim mereka. yang relativisme etis cenderung untuk menarik berbagai macam kode dan praktek yang ditemukan di masa lalu dan masa kini. " Mereka menyerang absolutisme dan otoritarianisme dan berusaha untuk menunjukkan moralitas yang relatif terhadap kebutuhan manusia. Yang morality'is relatif terhadap kebutuhan manusia tampaknya benar; bahwa tidak ada standar atau dasar untuk moralitas yang berlaku untuk semua orang tampaknya palsu. "The relativisme etis mendapati sulit untuk mendamaikan relativitas sejarah development'and moral dengan klaim validitas obyektif. Mereka tampaknya berasumsi bahwa jika penilaian moral mengubah mereka tidak memiliki validitas obyektif dan, oleh karena itu, subjektif. Kita harus menyadari, namun. Bahwa jika penilaian moral terkait dengan kebutuhan manusia, dan jika ada kebutuhan yang umum untuk semua orang, akan ada tuntutan obyektif dan beberapa standar yang berlaku untuk semua. Jika kondisi kehidupan mengalami perubahan dan jika ada kemajuan dalam pengetahuan manusia tentang dirinya dan dunia, akan ada perubahan kode moralnya. Penulis, sementara menolak baik otoritarianisme dan relativitas moral, percaya bahwa ada posisi menengah yang tidak keadilan untuk unsur kebenaran di masing-masing posisi yang lebih ekstrim. Kita hidup di dunia yang terus berubah di mana ada tuntutan obyektif atas kita. Ini bukan masalah pendapat hanya itu hal-hal tertentu mengganggu kehidupan pribadi dan sosial dan karena itu dikutuk. Dan bahwa hal-hal tertentu lainnya meningkatkan kehidupan dan arerespected dan hampir secara universal disetujui. Untuk menjadi moral untuk mengamati kondisi-pribadi kesejahteraan dan sosial karena mereka sedang progresif ditemukan. Kita akan kembali ke pertanyaan ini setelah kami telah diuraikan beberapa jenis utama dari teori etika. Standar Etis SEJAK zaman Yunani awal dan Ibrani, orang telah kembali fl merenung pada prinsip-prinsip dan masalah CF benar dan salah. Pemikiran etis telah menyatakan