Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
Sekali waktu di Riau ada sebuah kerajaan bernama Seri Bunga Tanjung. Pemimpin kerajaan adalah ratu Cik Sima. Ia mempunyai tujuh anak perempuan yang indah. Namun, yang paling indah adalah putri bungsu. Namanya Mayang Manurai.Suatu hari, Semua putri tujuh orang berenang di kolam di Sarang Umai. Mereka benar-benar sedang bersenang-senang di kolam. Mereka tertawa dan percikan air untuk satu sama lain. Mereka tidak tahu bahwa ada orang yang mengawasi mereka. Dia adalah Empang Kuala Pangeran dari Kerajaan tetangga. Ia melewati daerah tersebut dan secara tidak sengaja ia melihat semua gadis-gadis tujuh berenang di kolam.Pangeran adalah cinta dengan Mayang Mengurai. Dia mencoba untuk mengetahui siapa dia. Dia meminta penduduk setempat tentang dirinya. Dan setelah ia tahu bahwa Mayang Mangurai adalah anak Ratu Cik Sima, ia mengutus tentara nya terbaik kepada Ratu. . Prajurit mengatakan Ratu Pangeran itu Empang Kuala ingin mengusulkan Mayang Mangurai untuk menjadi istrinya.Sayangnya, Ratu menolak proposal. Dia ingin melihat putrinya tertua untuk menikah pertama. Dia berpikir bahwa itu tidak baik jika putri bungsunya untuk menikah lebih awal dari putrinya yang tertua.Pangeran Empang Kuala adalah benar-benar marah. Dia merasa bahwa dia adalah dihina oleh Ratu. Oleh karena itu, ia meminta semua prajuritnya menyerang Seri Bunga Tanjung Raya.Queen Cik Sima was a brave woman. She asked her soldiers to be ready ans also to fight back. The war could not be avoided. The angry prince really wanted to destroy Seri Bunga Tanjung kingdom. He commended his soldiers not to go home before they won the war.Queen Cik Sima was so worried with the war. Many of her soldiers were dead. She was really concerned with her seven daughters. She asked some soldiers to bring her daughters. She asked soldiers to bring her daughters in a safe place in the jungle. The soldiers built a hut for the seven princesses. The queen also asked the soldiers to provide enough food until the war was over. After the soldiers were sure that the seven daughter were safe, they went back to join the war.Queen Cik Sima never gave up. Her great spirit to defend her kingdom motivated her soldiers to do their best. Slowly, they were able to make Prince Empang Kuala pulled back his soldiers.Queen Cik Sima thought that the prince already gave up . But she did not know that the prince was preparing a new strategy. The prince came back with more soldiers. The war continued. It lasted for months. Both sides have lost so many soldiers. And finally Queen Cik Sima was facing Prince Empamg Kuala. They were fighting!Queen Cik Sima was a great woman She had a great skills and martial arts. The prince could not beat the queen. And finally the queen could kill the prince. Before the prince was dead, he remembered Mayang Mangurai when he first met her in Sarang Umai. He was dying and he was only able to say, "Umai! Umai!"People were very grateful that the war was over. And to commemorate the war, people named the area as Dumai. It was from the last word said by Prince Empang Kuala.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
