Facilitating civil discourse or pub

Facilitating civil discourse or publicizing the civ
il side of faith communities will not be
easy, and in many cases such stories will not be considered newsworthy. As the director of
Catholic Relief Services once commented,
“
teaching tolerance, reconciliation, cooperation, and
mutual understanding is not g
lamorous, and it probably doesn
’
t seem very urgent. TV cameras
don
’
t roll when sanity prevails or when children of different ethnic backgrounds and traditions
learn and play together
”
(Hackett, 2004: 2), but
“
interreligious dialogue, especially in conflict
-
ridden societies
. . .
is a much
-
preferred alternative to slaughtering one another
”
(Bole, 2003: 5).
Simply put,
“
we must learn to speak with each other...as persons of faith, as persons with
Donn James Tilson
56
families and children to care for and to share our fears and conc
erns in a welcoming and honest
atmosphere... to have a sacred conversation
”
(Hafner & Kram, 2010: 5L).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Memfasilitasi wacana sipil atau mempublikasikan kebudayaanIl sisi komunitas iman tidak akan mudah, dan dalam banyak kasus cerita seperti itu tidak akan dianggap layak diberitakan. Sebagai Direktur Catholic Relief Services pernah berkomentar, “mengajarkan perdamaian, toleransi, kerjasama, dan saling pengertian ini tidak glamorous, dan mungkin tidak’t tampak sangat mendesak. Kamera TV Don’t roll ketika kewarasan berlaku atau ketika anak-anak dari berbagai latar belakang etnis dan tradisi belajar dan bermain bersama”(Hackett, 2004:2), tetapi “Dialog Antaragama, terutama dalam konflik-Berkuda masyarakat. . . banyak-pilihan alternatif untuk membantai satu sama lain”(Bole, 2003:5). Sederhananya, “kita harus belajar untuk berbicara dengan satu sama lain... sebagai orang iman, sebagai orang dengan Donn James Tilson56Keluarga dan anak-anak untuk merawat dan berbagi kami ketakutan dan concerns dalam menyambut dan jujur suasana... untuk memiliki percakapan yang suci”(Hafner & Kram, 2010: 5L).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Memfasilitasi wacana sipil atau mempublikasikan civ
sisi il dari komunitas agama tidak akan
mudah, dan dalam banyak kasus cerita tersebut tidak akan dipertimbangkan layak diberitakan. Sebagai direktur
Catholic Relief Services pernah berkomentar,
"toleransi mengajar, rekonsiliasi, kerjasama, dan saling pengertian tidak g lamorous, dan mungkin doesn 't tampaknya sangat mendesak. Kamera TV don 't gulungan ketika kewarasan berlaku atau ketika anak-anak dari latar belakang etnis yang berbeda dan tradisi belajar dan bermain bersama "(Hackett, 2004: 2), tetapi" dialog antar-agama, terutama dalam konflik - masyarakat ditunggangi. . . Adalah jauh - alternatif yang lebih disukai untuk membantai satu sama lain "(Bole, 2003: 5). Secara sederhana," kita harus belajar untuk berbicara dengan satu sama lain ... sebagai orang beriman, sebagai penyandang Donn James Tilson 56 keluarga dan anak-anak untuk merawat dan berbagi ketakutan kita dan pekat Erns dalam menyambut dan jujur ​​suasana ... untuk memiliki percakapan suci "(Hafner & Kram, 2010: 5L).