2. Exchange Rate Volatility and Export of Bangladesh: An Overview Foll terjemahan - 2. Exchange Rate Volatility and Export of Bangladesh: An Overview Foll Bahasa Indonesia Bagaimana mengatakan

2. Exchange Rate Volatility and Exp

2. Exchange Rate Volatility and Export of Bangladesh: An Overview
Following the independence of Bangladesh taka was created as a new exchange rate. In 1972, it was fixed with British pound sterling but actually taka floated with US dollar because after the breakdown of Bretton Woods, pound was also floated with US dollar. In 1975, 85% devaluation took place which made no difference because of expansionary monetary and fiscal policy. So, exchange rate of taka remained overvalued. In 1979, Bangladesh introduced a policy within a pegged exchange rate system where pound sterling was intervening currency. This policy was able to maintain the competitiveness and it made exchange rate stable with no rise of balance of payment crises. In 1983, again minor changes took place as Bangladesh Government made US dollar as intervening currency and up to 1990 multiple exchange rate was allowed to favor export and remittance. This policy finally created macro-economic imbalances. From 2000 to 2003, crawling band was followed where real effective exchange rate was used to declare buying and selling rate. Finally in 2003, Government announced free floating exchange rate system. Now, exchange rate of Bangladesh is determined through market mechanism. But according to Hossain et al. (2009), given its vulnerable financial system, it would be better for Bangladesh if it analyzed exchange rate policy under a managed floating system.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Bahasa Indonesia) 1: [Salinan]
Disalin!
2. tukar volatilitas dan ekspor Bangladesh: Ikhtisar Setelah kemerdekaan Bangladesh taka diciptakan sebagai nilai tukar baru. Pada tahun 1972, hal itu tetap dengan Poundsterling Inggris tetapi sebenarnya taka mengapung dengan US dollar karena setelah rincian Bretton Woods, pound juga mengambang dengan US dollar. Pada tahun 1975, 85% devaluasi mengambil tempat yang membuat tidak ada perbedaan karena kebijakan moneter dan fiskal yang diperluas. Jadi, nilai tukar taka tetap dinilai terlalu tinggi. Pada tahun 1979, Bangladesh memperkenalkan kebijakan dalam sistem nilai tukar pegged mana Poundsterling adalah intervensi mata uang. Kebijakan ini mampu mempertahankan daya saing dan itu membuat nilai tukar yang stabil dengan munculnya tidak keseimbangan pembayaran krisis. Pada tahun 1983, lagi perubahan kecil berlangsung seperti pemerintah Bangladesh membuat dolar AS sebagai mata uang intervensi dan hingga 1990 beberapa nilai tukar diperbolehkan untuk mendukung ekspor dan remittance. Kebijakan ini akhirnya menciptakan ketidakseimbangan makro-ekonomi. Dari tahun 2000 hingga 2003, merangkak band diikuti mana nilai tukar riil efektif digunakan untuk menyatakan membeli dan menjual tingkat. Akhirnya pada tahun 2003, pemerintah mengumumkan sistem nilai tukar mengambang bebas. Sekarang, nilai tukar Bangladesh ditentukan melalui mekanisme pasar. Tetapi menurut Hossain et al. (2009), diberikan sistem keuangan yang rentan, akan lebih baik untuk Bangladesh jika itu dianalisis kebijakan nilai tukar di bawah sebuah sistem mengambang yang dikelola.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Bahasa Indonesia) 2:[Salinan]
Disalin!
2. Nilai Tukar Volatilitas dan Ekspor Bangladesh: Sebuah Tinjauan
Setelah kemerdekaan Bangladesh taka diciptakan sebagai nilai tukar baru. Pada tahun 1972, hal itu tetap dengan British pound sterling tetapi sebenarnya taka melayang dengan dolar AS karena setelah runtuhnya Bretton Woods, pound juga melayang dengan dolar AS. Pada tahun 1975, 85% devaluasi terjadi yang membuat tidak ada perbedaan karena kebijakan moneter dan fiskal ekspansif. Jadi, nilai tukar taka tetap terlalu tinggi. Pada tahun 1979, Bangladesh memperkenalkan kebijakan dalam sistem nilai tukar dipatok di mana pound sterling intervensi mata uang. Kebijakan ini mampu mempertahankan daya saing dan itu membuat nilai tukar yang stabil tanpa kenaikan neraca pembayaran krisis. Pada tahun 1983, perubahan lagi kecil terjadi sebagai Pemerintah Bangladesh membuat dolar AS sebagai mata uang intervensi dan sampai dengan tahun 1990 nilai tukar beberapa diizinkan untuk mendukung ekspor dan remittance. Kebijakan ini akhirnya menciptakan ketidakseimbangan makro-ekonomi. Dari tahun 2000 hingga 2003, merangkak Band diikuti di mana nilai tukar riil efektif digunakan untuk menyatakan membeli dan tingkat penjualan. Akhirnya pada tahun 2003, Pemerintah mengumumkan sistem nilai tukar mengambang bebas. Sekarang, nilai tukar Bangladesh ditentukan melalui mekanisme pasar. Namun menurut Hossain et al. (2009), mengingat sistem keuangan yang rentan, akan lebih baik untuk Bangladesh jika dianalisis kebijakan nilai tukar di bawah sistem mengambang dikelola.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: