The mongooses (Carnivora, Herpestid

The mongooses (Carnivora, Herpestidae) are small-bodied car- nivores (total length ranging from 34 to 151 cm, and body weight from 200 g to 5 kg; Gilchrist et al., 2009). The majority are mainly carnivorous, feeding on invertebrates or small vertebrates, while some species are omnivorous (Gilchrist et al., 2009). They are ter- restrial and mostly diurnal, although some species, such as the marsh mongoose (Atilax paludinosus), white-tailed mongoose (Ich- neumia albicauda) and Meller’s mongoose (Rhynchogale melleri), are crepuscular or nocturnal (Ray, 1997; Kingdon, 1997; Gilchrist et al., 2009). Mongooses occupy a wide range of habitats, from deserts to tropical forests, across their natural range in Africa and Asia (Cor- bet and Hill, 1992; Kingdon, 1997). This distribution extends to the West Indies, Mauritius, Fiji, Okinawa and Adriatic Islands, where the small Indian mongoose (Herpestes auropunctatus) was introduced for biological control of rodents and snakes (Simberloff et al., 2000; Veron et al., 2007); this is now considered an invasive species in these islands (Morley, 2004; Yamada and Sugimura, 2004; Hays and Conant, 2007). The Egyptian mongoose

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Mongooses (Carnivora, Herpestidae) yang bertubuh kecil mobil-nivores (total panjang mulai dari 34 151 cm, dan berat badan dari 200 g 5 kg; Gilchrist et al., 2009). Mayoritas terutama karnivora, makan pada invertebrata atau vertebrata kecil, sedangkan beberapa spesies omnivora (Gilchrist et al., 2009). Mereka adalah ter-restrial dan sebagian besar diurnal, meskipun beberapa spesies, seperti luwak marsh (Atilax paludinosus), luwak berekor putih (Ich-neumia albicauda) dan luwak Meller's (Rhynchogale melleri), krepuskular atau nokturnal (Ray, 1997; Kingdon, 1997; Gilchrist et al., 2009). Mongooses menempati berbagai habitat, dari pasir ke hutan tropis, di seluruh rentang mereka alami di Afrika dan Asia (Cor-bertaruh dan Hill, 1992; Kingdon, 1997). Distribusi ini meluas ke Hindia Barat, Mauritius, Fiji, Okinawa dan Kepulauan Adriatik, mana luwak India kecil (Herpestes auropunctatus) diperkenalkan untuk pengendalian hayati tikus dan ular (Simberloff et al., 2000; Veron et al., 2007); ini sekarang dianggap sebuah Spesies invasif di Kepulauan ini (Morley, 2004; Yamada dan Sugimura, 2004; Hays dan Conant, 2007). Luwak Mesir

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

The musang (Carnivora, Herpestidae) adalah nivores kecil bertubuh mobil- (panjang total mulai 34-151 cm, dan berat badan dari 200 g ke 5 kg;. Gilchrist et al, 2009). Mayoritas terutama karnivora, makan invertebrata atau vertebrata kecil, sementara beberapa spesies omnivora (Gilchrist et al., 2009). Mereka ter- restrial dan sebagian besar diurnal, meskipun beberapa spesies, seperti luwak rawa (Atilax paludinosus), luwak berekor putih (Ich- neumia albicauda) dan luwak Meller ini (Rhynchogale melleri), yang kusam atau nokturnal (Ray, 1997; Kingdon, 1997;. Gilchrist et al, 2009). Musang menempati berbagai habitat, dari padang pasir ke hutan tropis, di kisaran alami mereka di Afrika dan Asia (cor taruhan dan Hill, 1992; Kingdon, 1997). Distribusi ini meluas ke Hindia Barat, Mauritius, Fiji, Okinawa dan Adriatic Islands, di mana luwak India kecil (Herpestes auropunctatus) diperkenalkan untuk kontrol biologis tikus dan ular (Simberloff et al, 2000;.. Veron dkk, 2007) ; ini sekarang dianggap sebagai spesies invasif di kepulauan ini (Morley, 2004; Yamada dan Sugimura, 2004; Hays dan Conant, 2007). Luwak Mesir