We sat in darkness for over fifteen

We sat in darkness for over fifteen hours as we chased the sun around the world to Guangzhou, China. In the quiet slumber surrounding me, a deep peace settled over me. If the grace of God has covered you and brought you to this moment, He will continue to carry you forward into this great unknown.

Here I am. Nearly fifty hours of travel and a day slipped behind the curtain of time. I have arrived in Jakarta, Indonesia. The sweet balmy air warms me instantly as the faint fragrance of spices dances around me.

I pause to take in a deep breath and savor the moment.

These beautiful people. This moment in time, where destiny meets preparation. I don't think I've ever experienced such a season of peace in my life as this has been. I look on these last five months that led to here and am utterly amazed by the grace God has so sumptuously and richly lavished upon me.

What have I done to deserve this? Absolutely nothing, I realize so deep down to my core that I weep in awe, for His goodness to me is a result of who He is, not anything that I could have done.

So many years wrapped in darkness, in struggle and hardship; yet He causes me to emerge extolling the LORD like the Psalmist as I discern His protective, cultivating hand, "even the darkness will not be dark to you...for darkness is as light to you" (Psalm 139:12).

No moment of pain is wasted in Your precious sovereignty, for it is producing something of far greater eternal value (2 Corinthians 4:17). O LORD, help me to lay my soul bare and be faithful to tell this story You are writing with my life.

I sit in sweet anticipation, contemplating all the goodness this year may hold. I see again the frailty of my humanity as I momentarily wonder, will Your goodness continue to meet me here? Oh yes, He will meet me here. He will meet me again and again. He will take these weak and wobbly knees of faith and strengthen them.

Your goodness and Your mercy follow me, O LORD. May I be a living testimony. Amen.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kami duduk dalam kegelapan selama lebih dari lima belas jam seperti kita mengejar matahari di seluruh dunia untuk Guangzhou, Cina. Dalam tidur tenang mengelilingi saya, damai yang mendalam menetap di atas saya. Jika karunia Allah telah meliput Anda dan membawa Anda untuk saat ini, dia akan terus membawa Anda maju ke yang tidak diketahui ini besar.Di sinilah aku. Hampir lima puluh jam perjalanan dan hari yang menyelinap di belakang tirai waktu. Saya telah tiba di Jakarta, Indonesia. Udara sejuk manis menghangatkan saya langsung sebagai aroma samar tarian rempah-rempah di sekitar saya.Saya berhenti sejenak untuk mengambil napas dan menikmati.Orang-orang ini indah. Saat ini dalam waktu, mana takdir memenuhi persiapan. Saya tidak berpikir saya pernah mengalami seperti musim perdamaian dalam hidupku saat ini telah. Aku melihat pada lima bulan ini terakhir yang mengarah ke sini dan benar-benar kagum oleh kasih karunia Allah telah begitu mewah dan kaya insaf saya. Apa yang telah kuperbuat sehingga terjadi begini? Apa-apa, saya menyadari begitu dalam ke inti saya bahwa aku menangis dalam kekaguman, karena kebaikan-Nya kepadaku adalah hasil dari siapa ia adalah, tidak apa-apa yang saya bisa lakukan. Bertahun-tahun yang dibungkus dalam kegelapan, dalam perjuangan dan kesulitan; Namun ia menyebabkan saya untuk muncul memuji Tuhan seperti pemazmur seperti aku membedakan pelindung nya, budidaya tangan, "bahkan dalam kegelapan tidak akan gelap untuk Anda... untuk kegelapan adalah sebagai terang kepada Anda" (Mazmur 139:12). Saat tidak ada rasa sakit yang terbuang dalam kedaulatan berharga Anda, untuk memproduksi sesuatu yang jauh lebih besar nilai kekal (2 Korintus 4:17). Ya Tuhan, membantu saya untuk meletakkan jiwaku telanjang dan setia untuk menceritakan kisah ini Anda menulis dengan hidupku. Aku duduk manis mengantisipasi, merenungkan semua kebaikan tahun ini dapat memegang. Aku melihat lagi kelemahan manusia saya sebagai saya sejenak heran, akan kebaikan Anda terus bertemu saya di sini? Oh ya, ia akan bertemu saya di sini. Ia akan bertemu dengan saya lagi dan lagi. Ia akan mengambil ini lutut yang lemah dan goyah iman dan menguatkan mereka. Anda kebaikan dan belas kasihan Anda mengikuti aku, ya Tuhan. Aku mungkin kesaksian yang hidup. Amin.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kami duduk dalam kegelapan selama lebih dari lima belas jam seperti yang kita mengejar matahari di seluruh dunia ke Guangzhou, China. Dalam tidur tenang mengelilingi saya, ketenangan mendalam menetap di atasku. Jika kasih karunia Allah telah menutupi Anda dan membawa Anda untuk saat ini, Dia akan terus membawa Anda maju ke yang tidak diketahui besar ini. Aku di sini. Hampir lima puluh jam perjalanan dan hari menyelinap di balik tirai waktu. Saya telah tiba di Jakarta, Indonesia. Udara sejuk manis menghangatkan saya langsung sebagai aroma samar rempah-rempah tarian di sekitar saya. Saya berhenti sejenak untuk mengambil napas dalam-dalam dan menikmati saat ini. Orang-orang yang indah. Saat ini dalam waktu, di mana takdir bertemu persiapan. Saya tidak berpikir saya pernah mengalami musim seperti perdamaian dalam hidup saya seperti ini telah. Saya melihat pada lima bulan terakhir yang menyebabkan sini dan saya benar-benar kagum dengan kasih karunia Allah begitu dengan mewah dan kaya curahkan pada saya. Apa yang telah saya lakukan untuk layak ini? -Apa, saya menyadari begitu dalam ke inti saya bahwa saya menangis kagum, karena kebaikan-Nya kepada saya adalah hasil dari siapa Dia, tidak apa-apa yang bisa saya lakukan. Jadi bertahun-tahun dibungkus dalam kegelapan, dalam perjuangan dan kesulitan; namun Dia menyebabkan saya muncul memuji TUHAN seperti pemazmur saat aku melihat pelindung, tangan-Nya budidaya, "bahkan kegelapan tidak akan gelap untuk Anda ... untuk kegelapan adalah sebagai cahaya untuk Anda" (Mazmur 139: 12). Tidak ada saat rasa sakit yang terbuang di kedaulatan berharga Anda, untuk itu memproduksi sesuatu yang bernilai kekal jauh lebih besar (2 Korintus 4:17). Ya TUHAN, membantu saya untuk meletakkan jiwaku telanjang dan setia untuk menceritakan kisah ini Anda menulis dengan hidup saya. Saya duduk di antisipasi manis, merenungkan segala kebaikan tahun ini dapat memegang. Aku melihat lagi kelemahan kemanusiaan saya karena saya sejenak bertanya-tanya, akan kebaikan Anda terus bertemu dengan saya di sini? Oh ya, Dia akan bertemu dengan saya di sini. Dia akan bertemu saya lagi dan lagi. Dia akan mengambil ini lutut lemah dan goyah iman dan menguatkan mereka. Kebaikan Anda dan kemurahan Anda mengikuti saya, ya TUHAN. Semoga aku menjadi kesaksian yang hidup. Amin.