Most important, people often modify

Most important, people often modify their conduct in the process, without changes in public policy, law, or policing. Indeed, there may be no other way to change the behavior of a large number of people without using a large amount of force or incurring huge economic costs. For
example, in the 1950s most communities had no sense of a moral obligation toward the environment. A profound moral dialogue that developed in the 1960s led not merely to a new shared moral sense of our duty to Mother Earth (although communities continue to differ on what exactly that entails) but also to a fair amount of changed behavior, such as voluntary recycling and con servation of energy. In short, if a community needs to change its social policies In a significant way, such changes are best preceded (as far as public policies are

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Paling penting, orang sering mengubah perilaku mereka dalam proses, tanpa perubahan dalam kebijakan publik, hukum atau kebijakan. Memang, mungkin ada cara lain untuk mengubah perilaku sejumlah besar orang-orang tanpa menggunakan sejumlah besar kekuatan atau menimbulkan biaya ekonomi yang besar. Untukcontoh, pada 1950-an sebagian masyarakat tidak punya kesadaran kewajiban moral terhadap lingkungan. Dialog moral yang mendalam yang dikembangkan pada 1960-an tidak hanya mengakibatkan rasa moral baru bersama tugas kita untuk Ibu Pertiwi (Meskipun masyarakat terus berbeda pada apa tepatnya yang memerlukan) tetapi juga cukup banyak perilaku yang berubah, seperti daur ulang sukarela dan con servation energi. Singkatnya, jika masyarakat perlu mengubah kebijakan sosial secara signifikan, perubahan tersebut terbaik diawali (sejauh kebijakan umum

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Yang paling penting, orang sering memodifikasi perilaku mereka dalam proses, tanpa perubahan kebijakan publik, hukum, atau kebijakan. Memang, mungkin tidak ada cara lain untuk mengubah perilaku dari sejumlah besar orang tanpa menggunakan sejumlah besar kekuatan atau menimbulkan biaya ekonomi yang besar. Untuk
contoh, pada tahun 1950 sebagian besar masyarakat tidak memiliki rasa kewajiban moral terhadap lingkungan. Dialog moral yang mendalam yang dikembangkan pada tahun 1960 menyebabkan tidak hanya untuk rasa moral yang baru bersama tugas kita untuk Ibu Pertiwi (meskipun masyarakat terus berbeda pada apa sebenarnya yang memerlukan) tetapi juga untuk cukup banyak perubahan perilaku, seperti daur ulang sukarela dan con konservasi energi. Singkatnya, jika masyarakat perlu mengubah kebijakan sosialnya Dalam cara yang signifikan, perubahan tersebut sebaiknya didahului (sejauh kebijakan publik