2. broken glassIt has seemed like y

2. broken glass
It has seemed like years when he had visited the
student counsel room, and when he did, the
sense of longing ate away at him like none else.
After all, he'd only go the student counsel room
when he actually had something to say or do. In
other cases, he'd be in the club room,
investigating some cases that students bring up
on strange occasions. Unaware to him, he was
irritated about the lack of requests that he had
actually gone to look for some. But he really
wasn't irritated at the lack of requests at all. It
was only an excuse to keep his mind off of
what's really occupying him. Agata.
Sometimes he'd be in the club room alone,
wiping away silent tears when no one was
looking, and sometimes, he'd go out to run, to
keep his mind off of things like Agata. He
remembered the older male's silent kisses and
unspoken confessions, passionate touches and
loving gazes. It drove him insane knowing that
he'd never receive them again, not until the other
male came back—and he didn't know when that
would be.
He felt the part of him already nonfunctional, and
that same part was the part that had been taken
out for Agata, in which the other was far, far
away. When Agata graduated and left, he felt as
though that part of him died off, and never
regained its strength. It was left, withering like a
flower in winter.
It was ironic because it wasn't even winter. It
was the brightest of days, when the sun is
shining brightly overhead, as the clouds
scattered over the sky, as a perfect day. It was
spring—when the flowers are supposed to bloom.
But the flower within himself withered away as
he was an eternal winter inside his heart.
"I want to see you..." Nobody would see his
tears or hear his painful confessions. He'd cry
alone.
That's how it always was. And that's how it will
always be.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

2. pecahan kaca
telah tampak seperti tahun ketika ia mengunjungi ruang penasihat mahasiswa
, dan ketika dia melakukannya, rasa
rindu makan jauh di dia seperti ada yang lain
setelah semua, ia hanya akan pergi ruang penasihat siswa
. ketika ia benar-benar memiliki sesuatu untuk dikatakan atau dilakukan.
dalam kasus lain, ia akan berada di ruang klub,
menyelidiki beberapa kasus bahwa siswa membawa
pada kesempatan aneh. menyadari dia, dia
kesal tentang kurangnya permintaan bahwa ia telah benar-benar pergi
untuk mencari beberapa. tapi dia benar-benar
tidak kesal pada kurangnya permintaan sama sekali.
itu hanya alasan untuk menjaga pikirannya off
apa yang sebenarnya menduduki dia. agata.
kadang-kadang dia berada di ruang klub saja,
menyeka air mata diam ketika tidak ada yang melihat
, dan kadang-kadang, dia akan pergi keluar untuk berjalan, untuk
menjaga pikirannya dari hal-hal seperti agata. ia
ingat ciuman laki-laki tua itu diam dan
pengakuan tak terucapkan, sentuhan bergairah dan penuh kasih
tatapan. itu membuatnya gila mengetahui bahwa
ia tidak pernah menerima mereka lagi, tidak sampai yang lain
laki-laki kembali-dan ia tidak tahu kapan
yang akan.
ia merasa bagian dirinya sudah berfungsi, dan
yang sama bagian adalah bagian yang telah diambil
keluar untuk agata, di mana yang lain adalah jauh, jauh
pergi.ketika agata lulus dan pergi, dia merasa seolah-olah
bagian dari dirinya meninggal off, dan tidak pernah
kembali kekuatannya. itu dibiarkan, layu seperti bunga
di musim dingin.
itu ironis karena itu tidak bahkan musim dingin.
itu adalah terang hari, ketika matahari
overhead bersinar terang, sebagai awan
tersebar di langit, sebagai hari yang sempurna. itu
semi-ketika bunga yang seharusnya mekar.
tetapi bunga dalam dirinya layu karena
dia adalah musim dingin abadi di dalam hatinya.
"saya ingin melihat Anda ..." tak seorang pun akan melihat
air matanya atau mendengar pengakuan menyakitkan. ia akan menangis
saja.
begitulah selalu itu. dan itulah yang akan selalu
.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

2. broken kaca
tampaknya seperti tahun ketika ia mengunjungi
mahasiswa nasihat Kamar, dan ketika ia melakukannya,
Kangen pergi makan dia seperti tidak lain.
setelah semua, dia hanya akan pergi mahasiswa nasihat kamar
ketika dia benar-benar memiliki sesuatu untuk katakan atau lakukan. Di
kasus lain, dia akan berada di ruangan klub,
menyelidiki beberapa kasus yang membawa siswa
pada kesempatan aneh. Tidak menyadari kepadanya, ia adalah
kesal tentang kurangnya permintaan yang ia
benar-benar pergi untuk mencari beberapa. Tapi dia benar-benar
wasn't jengkel kurangnya permintaan sama sekali. Itu
adalah hanya alasan untuk menjaga pikirannya off
apa benar-benar menempati kepadanya. Agata.
kadang-kadang dia akan berada di ruangan klub sendirian,
menyeka air mata diam ketika tidak ada
melihat, dan kadang-kadang, ia akan keluar untuk menjalankan, untuk
menjaga pikiran dari hal-hal seperti Agata. Ia
ingat perempuan remaja diam ciuman dan
terucapkan pengakuan, sentuhan bergairah dan
mencintai memandang ke. Itu mengantarnya gila mengetahui bahwa
dia akan pernah menerimanya lagi, tidak sampai satu
laki-laki kembali — dan ia tidak tahu Kapan yang
akan.
ia merasa bagian dari dirinya sudah nonfungsional, dan
bagian yang sama itu bagian yang telah diambil
out untuk Agata, di mana yang lain adalah jauh,
pergi. Ketika Agata lulus dan pergi, ia merasa sebagai
meskipun bagian dia meninggal, dan tidak pernah
kembali kekuatannya. Ianya ditinggalkan, layu seperti
bunga di musim dingin.
itu ironis karena itu tidak bahkan dingin. Itu
adalah yang paling cemerlang hari ketika matahari berada
bersinar cerah overhead, sebagai awan
tersebar di langit, sebagai hari yang sempurna. Itu
musim semi-ketika bunga seharusnya mekar.
Tapi bunga dalam dirinya layu sebagai
ia adalah musim dingin yang kekal di dalam hatiku.
"Saya ingin melihat Anda..." Tak seorang pun akan melihat nya
air mata atau mendengar pengakuan menyakitkan nya. Dia akan menangis
sendirian.
itulah bagaimana itu selalu begitu. Dan itulah bagaimana akan
selalu.