Cotton ‘the king of apparel fibers’

Cotton ‘the king of apparel fibers’ is an important cash crop and it supplies a major share of raw
material for the textile industry and playing a key role in the economic and social affairs of the
world (Anonymous, 2010; Hosamani et al., 2013). It is grown chiefly for its fibre which is used
in the manufacture of cloths, making of threads and extraction of oil from cotton seed
(Deshmukh et al., 2013). The cotton (Gossypium hirsutum L.), an important fibre crop, is
grown throughout India under both rainfed and irrigated conditions on an area of 9.5 million ha
(Mayee et al., 2008; Yang et al., 2014). India ranks first in area and production is far below the
world average of over 600 kg haG1 (Gadhiya et al., 2009).
The cultivation of cotton is increasing day by day in North Saurashtra Agro-climatic zone due
to change in rainfall pattern, sustained price at higher level, demand for export and introduction
of pest resistant variety. Nitrogen, phosphorus and potassium are primary element to increase of
agricultural crop production. Among these, nitrogen is one of the decisive as well as expensive
inputs, which has quickest and most pronounced effect on plant growth. As a constituent of protoplasm, it is intimately involved in the process of photosynthesis and ultimately, in the dry
matter production. The organic manures plays an important role in crop production (Usman et al.,
2013). It acts on the soil physical properties, organic matter promotes formation of soil crumbs, thus
makes the soil friable and the thereby facilitates the proper movement of air and water as well as
absorption of rain water. It also adds plant nutrients to the soil during organic matter
decomposition which act on the insoluble nutrients reserve in the soil and make them available
biologically as it provides food for the beneficial soil microorganisms. At present acute problems of
reddening of cotton are observed (Das et al., 2004). Keeping in view, the experiment was planned
to study the effect of integrated nutrient management in Bt cotton for sustaining yield and soil
fertility under dry farming conditions.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kapas 'raja serat pakaian' adalah tanaman kas penting dan memasok bagian terbesar dari baku
bahan untuk industri tekstil dan memainkan peran kunci dalam urusan ekonomi dan sosial dari
dunia (Anonim, 2010;. Hosamani et al, 2013). Hal ini tumbuh terutama untuk serat yang digunakan
dalam pembuatan kain, pembuatan benang dan ekstraksi minyak dari biji kapas
(Deshmukh et al., 2013). Kapas (Gossypium hirsutum L.), tanaman serat yang penting, yang
tumbuh di seluruh India di bawah kedua kondisi tadah hujan dan irigasi di atas lahan seluas 9,5 juta ha
(Mayee et al, 2008;. Yang et al, 2014.). India menempati urutan pertama di daerah dan produksi jauh di bawah
rata-rata dunia lebih dari 600 kg haG1 (Gadhiya et al., 2009).
Budidaya kapas meningkat dari hari ke hari di zona Utara Saurashtra Agro-iklim karena
perubahan dalam pola curah hujan, Harga dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi, permintaan untuk ekspor dan pengenalan
dari berbagai tahan hama. Nitrogen, fosfor dan kalium yang unsur utama untuk meningkatkan dari
produksi tanaman pertanian. Di antaranya, nitrogen adalah salah satu yang menentukan serta mahal
masukan, yang memiliki tercepat dan paling menonjol berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Sebagai konstituen dari protoplasma, itu erat terlibat dalam proses fotosintesis dan akhirnya, di kering
produksi materi. The pupuk organik memainkan peran penting dalam produksi tanaman (Usman et al.,
2013). Ini bekerja pada sifat fisik tanah, bahan organik mempromosikan pembentukan remah-remah tanah, sehingga
membuat tanah gembur dan dengan demikian memfasilitasi gerakan yang tepat dari udara dan air serta
penyerapan air hujan. Ia juga menambahkan nutrisi tanaman untuk tanah selama bahan organik
dekomposisi yang bertindak atas cadangan nutrisi larut dalam tanah dan membuat mereka tersedia
secara biologis karena menyediakan makanan bagi mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Pada masalah akut kini
memerah kapas yang diamati (Das et al., 2004). Tetap melihat, percobaan itu direncanakan
untuk mempelajari pengaruh pengelolaan hara terpadu di kapas Bt untuk mempertahankan hasil dan tanah
kesuburan di bawah kondisi lahan kering.