At a quarter to three one afternoon

At a quarter to three one afternoon, a little girl, about seven years old, was found wandering outside a police officer in Jenderal Sudirman Street. She was wearing a light blue night dress and shoes that were too large for her.

“What’s your name? Where do you live?” a kind policeman asked her. But the little girl looked at him and didn’t say anything. No one seemed to know this lost child. Since the police couldn’t get any information from her, they sent her to Yogya Children’s Center.

At the Children’s Center, the little remained silent and didn’t talk to anyone. As the people didn’t know her name, they began to call her ‘Little One’. ‘Little One’ underwent a medical examination which showed that she was not a normal, healthy child. Although she was not dumb, she remained silent for four days. It was only then that she began to talk.

The nurses looked after her just as they did to other children, and ‘Little One’ seemed quite happy and contended. She was always cheerful and responsive, although she was a bit slow in understanding instructions. When she was allowed to go out of her ward, her face beamed with curiosity and excitement.

Meanwhile, the police tried to find her parents. Their efforts proved worthless when no one came to claim her. She was ‘nobody’s child’.
‘Little One’ had no place to go. The Center became her home.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pada triwulan ke tiga suatu sore, seorang gadis kecil, sekitar tujuh tahun, ditemukan berkeliaran di luar seorang perwira polisi di jalan Jenderal Sudirman. Ia mengenakan gaun malam biru terang dan sepatu yang terlalu besar baginya."Apakah namamu? Dimana Anda tinggal?"baik polisi bertanya padanya. Tapi gadis kecil memandangnya dan tidak mengatakan apa-apa. Tak seorang pun tampaknya tahu anak ini hilang. Karena polisi tidak bisa mendapatkan informasi dari dia, mereka mengirimnya ke Yogya Children's Center.Di pusat anak-anak, kecil tetap diam dan tidak berbicara dengan siapa pun. Seperti orang-orang tidak tahu namanya, mereka mulai memanggil dia 'sedikit satu'. 'Sedikit satu' menjalani pemeriksaan kesehatan yang menunjukkan bahwa dia tidak normal, sehat anak. Meskipun dia tidak bodoh, dia tetap diam selama empat hari. Itu hanya kemudian dia mulai bicara.Perawat tampak setelah dia sama seperti yang mereka lakukan untuk anak-anak lain, dan 'Sedikit satu' tampak cukup bahagia dan berpendapat. Dia adalah selalu ceria dan responsif, meskipun ia agak lambat dalam memahami petunjuk. Ketika dia diperbolehkan untuk pergi keluar dari bangsal nya, wajahnya berseri-seri dengan rasa ingin tahu dan semangat.Sementara itu, polisi mencoba untuk menemukan orangtuanya. Upaya mereka terbukti berharga ketika tidak ada yang datang untuk mengklaim dirinya. Dia adalah 'nobody's anak'.'Sedikit satu' tidak punya tempat untuk pergi. Pusat menjadi rumahnya.