frequency (435 MHz) than the earlie

frequency (435 MHz) than the earlier brassboard systems. The goal was to obtain a more
accurate location of personnel at much longer ranges. Lincoln Laboratory developed an
initial Camp Sentinel II service test system using a solid-state transmitter and a
mechanically scanned antenna. This early system had a moderate detection range up to
200 meters [6].
In order to provide longer detection range and counter higher losses at UHF, the
system was upgraded to Camp Sentinel III with a high power-aperture design. A 3.5-
meter-diameter, 1-meter-high cylindrical antenna was developed through the Army
Harry Diamond Laboratory. This antenna was mounted on a 33-meter-high tower along
with a 2-kilowatt tube transmitter. The high tower was chosen primarily to extend the
propagation range out to 2 kilometers. Stepped angle surveillance with 32 beam positions
was provided by the cylindrical antenna, shown in Figure 14-2. This stepped scan

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

frekuensi (435 MHz) daripada sistem brassboard sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan lebih
lokasi akurat personil pada rentang lebih lama lagi. Lincoln Laboratory mengembangkan
sistem pengujian layanan Camp Sentinel II awal menggunakan pemancar solid-state dan
antena mekanis dipindai. Sistem awal ini memiliki berkisar deteksi moderat hingga
200 meter [6].
Dalam rangka memberikan jangkauan deteksi lagi dan kerugian kontra lebih tinggi pada UHF, yang
sistem upgrade ke Camp Sentinel III dengan desain power-aperture tinggi. Sebuah 3.5-
meter diameter, antena silinder 1 meter tinggi dikembangkan melalui Darat
Harry Berlian Laboratorium. Antena ini dipasang pada sebuah menara 33 meter-tinggi bersama
dengan 2-kilowatt tabung pemancar. Menara tinggi dipilih terutama untuk memperpanjang
propagasi berkisar untuk 2 kilometer. Melangkah pengawasan sudut dengan 32 posisi balok
diberikan oleh antena silinder, yang ditunjukkan pada Gambar 14-2. Scan melangkah ini