The central feature of an Islamic f

The central feature of an Islamic financial system is the absolute prohibition of the
payment and receipt of interest. Thus, countries that have chosen to bring their
economic systems into closer accordance with the rules prescribed by Islamic law have
had to restructure their banking Systems to conform with the restriction on interestbased
financial transactions. As Islamic law, while rejecting the concept of a
predetermined interest rate, permits an uncertain rate of return based on trade and
profits, banks in an Islamic economy can strictly operate only on some type of profit
and loss sharing basis(1). Such arrangements for the conduct of financial transactions
have been adopted in the Islamic Republic of Iran, Pakistan, and to a limited extent in
other Islamic countries(2).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Ciri utama dari sistem keuangan Syariah adalah larangan mutlakpembayaran dan penerimaan bunga. Dengan demikian, negara-negara yang dipilih untuk membawa merekamemiliki sistem ekonomi menjadi lebih dekat sesuai dengan aturan-aturan yang ditentukan oleh hukum Islamharus merestrukturisasi sistem perbankan mereka agar sesuai dengan batasan interestbasedtransaksi keuangan. Sebagai hukum Islam, sementara menolak konsepsuku bunga yang telah ditetapkan, izin tingkat pengembalian yang didasarkan pada perdagangan tidak pasti dankeuntungan, Bank dalam ekonomi Islam bisa benar-benar beroperasi hanya pada beberapa jenis keuntungandan kehilangan berbagi basis(1). Pengaturan tersebut untuk melakukan transaksi keuangantelah diadopsi di Republik Islam Iran, Pakistan, dan secara terbatas dicountries(2) Islam lainnya.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Fitur utama dari sistem keuangan Islam adalah larangan mutlak dari
pembayaran dan penerimaan bunga. Dengan demikian, negara-negara yang telah memilih untuk membawa mereka
sistem ekonomi menjadi lebih dekat sesuai dengan aturan yang ditentukan oleh hukum Islam
harus merestrukturisasi sistem perbankan mereka agar sesuai dengan batasan interestbased
transaksi keuangan. Sebagai hukum Islam, sementara menolak konsep
suku bunga yang telah ditentukan, memungkinkan tingkat pasti pengembalian berdasarkan perdagangan dan
keuntungan, bank dalam ekonomi Islam secara ketat dapat beroperasi hanya pada beberapa jenis laba
dan loss sharing basis (1). Pengaturan tersebut untuk melakukan transaksi keuangan
telah diadopsi di Republik Islam Iran, Pakistan, dan sampai batas tertentu di
negara-negara Islam lainnya (2).