The Uppsala model of internationali

The Uppsala model of internationalization posits that firms increase their commitment to further internationalization over time as their experiential knowledge of foreign markets increases (Johanson & Vahlne, 1977). According to this logic, firms initially begin their international expansion using low-resource approaches. As they become more experienced in international sales they acquire knowledge about foreign markets and become more confident about using higher-control and more resource-intensive entry modes (Eriksson et al., 1997).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Model Uppsala internasionalisasi berpendapat bahwa firms meningkatkan komitmen mereka untuk internasionalisasi lebih lanjut dari waktu ke waktu sebagai pengetahuan mereka pengalaman pasar luar negeri meningkat (Johanson & Vahlne, 1977). Menurut logika ini, firms awalnya mulai ekspansi internasional mereka menggunakan pendekatan rendah-sumber daya. Mereka menjadi lebih berpengalaman dalam penjualan internasional mereka memperoleh pengetahuan tentang pasar luar negeri dan menjadi lebih confident tentang menggunakan kontrol lebih tinggi dan lebih banyak sumber daya-intensif masuk mode (Eriksson et al., 1997).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Model Uppsala internasionalisasi berpendapat bahwa perusahaan meningkatkan komitmen mereka untuk internasionalisasi lebih dari waktu ke waktu sebagai pengetahuan pengalaman mereka dari pasar luar negeri meningkat (Johanson & Vahlne, 1977). Menurut logika ini, perusahaan-perusahaan awalnya mulai ekspansi internasional dengan menggunakan pendekatan-sumber daya yang rendah. Karena mereka menjadi lebih berpengalaman dalam penjualan internasional mereka memperoleh pengetahuan tentang pasar luar negeri dan menjadi lebih percaya diri tentang menggunakan kontrol yang lebih tinggi dan lebih mode entri sumber daya-intensif (Eriksson et al., 1997).