Shin realized that the men who were

Shin realized that the men who were following the two people with their eyes, were also paying attention to him. Shin felt the pressure that he had never felt in real life.

(The day I receive this kind of stare finally comes.)

If he was very thick-headed, he might of not been aware of those envious eyes. While feeling depressed, Shin had an indescribable mood.

“Did they invite you two to a party?”

“Half of it was for a party invitation, the other half was a tea break invitation.”

“So did you accept any of it?”

“There are none.”

That evaluation from Schnee, spoken while having a perfect smile, was indeed sharp.

Her eyes stated that it’s not even worth considering.

“To have such a good matching level with Master, there are virtually none.”

Tiera said in an amazed way.

From the start, Schnee never thought of joining others except Shin.

“It’s only natural. Leaving that aside, how was the talk?”

Schnee asked.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Shin menyadari bahwa orang-orang yang mengikuti dua orang dengan mata mereka, yang juga membayar perhatian kepadanya. Shin merasakan tekanan yang ia tidak pernah merasa dalam kehidupan nyata.(Hari saya menerima menatap semacam ini akhirnya datang.)Jika ia sangat berkepala tebal, ia mungkin dari belum menyadari mata iri. Sementara perasaan tertekan, Shin memiliki suasana yang tak terlukiskan."Apakah mereka mengundang Anda untuk pesta?""Setengah dari itu adalah untuk Partai undangan, setengah lainnya adalah undangan teh istirahat.""Jadi Anda menerima semua itu?""Tidak ada satu pun."Bahwa evaluasi dari Schnee, berbicara sementara memiliki senyum yang sempurna, adalah memang tajam.Matanya menyatakan bahwa itu bukanlah bahkan layak dipertimbangkan."Untuk memiliki tingkat pencocokan seperti yang baik dengan Master, ada hampir tidak ada."Tiera mengatakan dalam suatu cara yang kagum.Dari awal, Schnee tidak pernah berpikir untuk bergabung dengan orang lain kecuali Shin."It's only alam. Meninggalkan yang samping, Bagaimana Apakah berbicara?"Schnee bertanya.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Shin menyadari bahwa orang-orang yang mengikuti dua orang dengan mata mereka, juga memberikan perhatian padanya. Shin merasa tekanan bahwa ia tidak pernah merasa dalam kehidupan nyata. (Hari saya menerima semacam ini tatapan akhirnya datang.) Jika ia sangat tebal berkepala, ia mungkin dari tidak menyadari mata iri. Sementara merasa tertekan, Shin memiliki suasana hati yang tak terlukiskan. "Apakah mereka mengundang Anda dua ke pesta?" "Setengah dari itu untuk undangan pesta, setengah lainnya adalah teh istirahat undangan." "Jadi kau menerima itu? " " tidak ada satu pun. " itu evaluasi dari Schnee, diucapkan sementara memiliki senyum yang sempurna, memang tajam. matanya menyatakan bahwa itu bahkan tidak layak dipertimbangkan. " Untuk memiliki seperti tingkat pencocokan baik dengan Guru, ada hampir tidak ada. " Tiera mengatakan dalam sebuah cara yang kagum. dari awal, Schnee tidak pernah berpikir untuk bergabung lain kecuali Shin. "Jadi sangat wajar. Meninggalkan yang samping, bagaimana pembicaraan? " Tanya Schnee.