i shall try and give a few examples

i shall try and give a few examples.when australopithecines used a stone to split the skull of a baboon, there was as yet no culture, even if an australopithecine had in fact transformed an element of nature into a tool. we would say thet culture is born when: (i) a thinking being establishes the new functin of the stone (irrespective of wheter he works on it, transforming it into a flint-stone); (ii) he calls it "a stone that serves for something"(irrespective of whether he calls it so to others, or out loud);(iii) he recognizes it as "the stone that responds to the function F and that has the name Y" (irrespective of wheter he uses it as such a second time: it is sufficient that he recognizes it.)

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Aku akan mencoba dan memberikan beberapa examples.when australopithecines digunakan batu untuk membagi tengkorak babon, ada belum ada budaya, bahkan jika australopithecine sebenarnya telah berubah elemen alam menjadi alat. kita akan mengatakan bahwa budaya Lahir: (i) yang berpikir menetapkan functin baru batu (terlepas dari bahwa ia bekerja di atasnya, mengubahnya menjadi batu-batu); (ii) ia menyebutnya "sebuah batu yang berfungsi untuk sesuatu" (terlepas dari apakah ia menyebutnya sehingga orang lain, atau keluar loud);(iii) dia mengakui itu sebagai "batu yang menanggapi fungsi F dan yang memiliki nama Y" (terlepas dari bahwa dia menggunakannya seperti kedua kalinya: cukup bahwa dia mengakui itu.)

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

saya akan mencoba dan memberikan Australopithecus examples.when beberapa digunakan batu untuk membagi tengkorak babon, saat itu belum ada budaya, bahkan jika Australopithecus telah sebenarnya mengubah unsur alam ke dalam alat. kita akan mengatakan budaya thet lahir ketika: (i) pemikiran makhluk menetapkan functin baru batu (terlepas dari wheter dia bekerja di atasnya, mengubahnya menjadi batu-batu); (ii) dia menyebutnya "batu yang berfungsi untuk sesuatu" (terlepas dari apakah ia menyebutnya begitu kepada orang lain, atau dengan suara keras); (iii) ia mengakui itu sebagai "batu yang merespon fungsi F dan yang memiliki nama Y "(terlepas dari wheter ia menggunakannya seperti kedua kalinya: itu sudah cukup bahwa ia mengakui hal itu.)